Kerabat tahanan berkumpul di dekat polisi anti huru hara di sebuah pos pemeriksaan dekat penjara di mana sekitar 60 orang tewas dalam kerusuhan penjara di Amazon kota hutan Manaus, Brasil, 2 Januari 2017
(REUTERS)
RIAU ONLINE - Sebanyak 56 orang tahanan di penjara Brasil dalam kerusuhan yang dipicu oleh geng narkoba. Tahanan tewas dalam kondisi yang mengenaskan, Senin, 2 Januari 2017.
Kepala kemanan bagian Amazonas, Sergio Fontes mengatakan beberapa jasad ditemukan di atas dinding penjara di Kota Amazon dari Manaus dalam kondisi terpenggal. Sebagian besar dari tahanan yang tewas adalah kelompok narkoba First Capital Command (PCC) yang berbasis di Sao Paulo.
"Ini adalah bagian lain dalam perang diam dan kejam dari perdagangan narkoba," katanya dikutip dari Reuters, Selasa, 3 Januari 2017.
Menurut Sekretaris penjara negara, Pedro Florencio, pembantaian itu adalah tindakan "pembunuhan balas dendam" setelah perseteruan yang terjadi antara geng kriminal di Brasil.
Baca Juga: 18 Narapidana Di Penjara Ini Tewas Dibakar Dan Dipenggal Dalam Kerusuhan
Kerusuhan itu terjadi antara narapidana yang mendukung kelompok PCC, geng narkoba terkuat di Brasil dengan kelompok kriminal Manaus yang dikenal sebagai North Family.
Kekerasan yang berujung pembantaian itu terjadi sejak Minggu, 1 Desember 2016, malam hingga sekitar pukul 07.00 waktu setempat, Senin, 2 Januari 2017.
Kelompok yang berbasis di Manaus itu diyakini telah menyerang narapidana PCC atas perintah dari geng narkoba yang berbasis di Janeiro Rio de Red Command (CV), Brasil, geng narkoba kedua terbesar.
Empat narapidana kemudian ditemukan tewas di penjara lain di wilayah pedesaa Manaus. Namun, perwakilan negara itu enggan mengkonfirmasi terkait kerusuhan tersebut.
Klik Juga: Mengintip Penjara Mewah Gembong Narkoba Asal Brasil
Kerusuhan awalnya terjadi pada satu unit komplek penjara Aniso Jobim. Puluhan tahanan di unit kedua mulai melarikan diri massal. Pihak berwenang menyebutnya sebagai upaya yang terkoordinasi untuk mengalihkan perhatian penjaga penjara.
Anisio Jobim adalah komplek penjara yang dihuni 2.230 orang narapidana meski sebenarnya penjara itu hanya memiliki kapasitas hingga 590 orang tahanan saja. Namun, kelebihan kapasitas ini sangat umum terjadi di Brasil.
Usai kerusuhan di Ansio Jobim berakhir, para tahanan di pusat penahanan di sebelahnya mulai melakukan hal yang sama dan juga berusaha untuk kabur. Beruntung, pihak berwenang dengan cepat mengendalikan situasi tersebut.
Lihat Juga: Menyedihkan, Tahanan Penjara Ini Kurus Kering Hingga Mati Kelaparan
Kelompok pengawas memberi kritikan tajam untuk kerusuhan yang kerap terjadi di penjara. Menurut Direktur Pastoral Carceraria, Pusat Katolik, Pastor Valdir Silveira, pembantaian hampir terjadi setiap hari di Brasil.
"Penjara dibangun untuk memusnahkan, menyiksa dan membunuh," kritiknya saat memantau kondisi penjara di Brasil.
Akibat kerusuhan berdarah itu, 184 narapidan berhasil melarikan diri dengan 40 narapidana kembali di tangkap pada Senin sore, kemarin.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline