RIAU ONLINE - Helikopter tempur pemerintah Suriah melakukan 30 serangan udara ke wilayah yang dikuasai pemberontak di Aleppo, Sabtu (30/4). Akibatnya, setidaknya lima orang tewas dalam serangan itu.
Menurut Pemantau HAM Suriah yang berbasis di Inggris, hampir 250 warga sipil tewas dalam penembakan, serangan roket dan udara di kota yang diperebutkan itu sejak 22 April. Diantara korban tewas termasuk sedikitnya 50 orang di sebuah rumah sakit yang terkena serangan udara.
Gelombang kekerasan itu terjadi ketika Komite Palang Merah Internasional (ICRC) memperingatkan bahwa semakin sengitnya pertempuran bisa menyebabkan banyak orang mengalami bencana kemanusiaan di Aleppo, kota terbesar dan bekas pusat perdagangan di Suriah. (KLIK: Ribuan Nama Warga New York Jadi Target Serangan ISIS)
Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan melawat ke Jenewa hari Minggu untuk pembicaraan mengenai situasi Suriah. Departemen Luar Negeri mengatakan dalam pernyataan hari Sabtu bahwa Kerry akan membahas upaya berkelanjutan untuk menekankan kembali agar permusuhan di seluruh Suriah dihentikan.
Para pemberontak terus menyerang permukiman yang dikuasai pemerintah di Aleppo utara dengan roket dan tembakan artileri. Demikian pula, pemerintah Suriah masih terus melakukan pemboman. (LIHAT: Mantan Pejuang ISIS: 4 Bulan Saya Hidup di Neraka)
Lebih dari 80 LSM internasional dan Suriah menandatangani pernyataan Jumat yang mendesak agar Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin merespon seruan PBB dan mencoba menghentikan pertumpahan darah.
Dari Jenewa, pemimpin HAM PBB Zeid Ra'ad Al Hussein mengatakan kekerasan pekan ini di Suriah menunjukkan “kehidupan warga sipil sangat diabaikan oleh semua pihak yang terkait dalam konflik.” (VOA)