RIAU ONLINE - Kelompok militan Abu Sayyaf memenggal seorang sanderanya yang berasal dari Kanada karena pembayaran tebusan telah melewati batas waktu yang ditentukan.
John Risdel, seorang konsultan pertambangan semi-pensiunan berusia 68 tahun yang diculik sejak September tahun lalu bersama tiga orang lainnya di Mindanao, Filipina.
Seperti dilansir dari Telegraph, sebuah kepala yang terpenggal ditemukan di sebuah pulau terpencil di Filipina. Akan tetapi, Filipina belum memastikan bahwa kepala ditemukan tersebut merupakan milik Risdel atau sandera lainnya.
BACA JUGA: Abu Sayyaf Umumkan Batas Waktu Tebusan Lewat Video
Perdana Menteri Kananda, Justin Trudeau telah mengkonfirmasi kematian Risdel ini dan mengutuk pemenggalan terhadap warga tersebut yang terjadi pada Senin (25/4/2016). Trudeau menyebut bahwa yang terjadi ini adalah "tindakan pembunuhan berdarah dingin"
"Kanada mengutuk kebrutalan penyandera dan kematian ini. Ini adalah tindakan pembunuhan berdarah dingin," ucap Trudeau seperti dikutip dari Reuters, Selasa (25/4/2016).
"Pemerinta Kanada berkomitmen untuk bekerjasama dengan pemerintah Filipina dan mitra internasional untuk mengejar mereka yang bertanggung jawab atas tindakan keji ini," lanjutnya.
KLIK JUGA: Abu Sayyaf, Bapak Ahli Pedang Hingga Tukang Sandera
Namun, Trudeau menolak untuk menjawab saat ditanya apakah pemerintah Kanada telah melakukan negosiasi dengan kelompok yang menyandera warganya terkait pembayaran tebusan.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline