Warga Kristen Raqqa Terus Dianiaya Militan ISIS

RIAU ONLINE - Warga Kristen di Raqqa Suriah masih terus mengalami penganiayaan dari militan ISIS. Bahkan, ada warga Kristen dipaksa mematuhi aturan berpakaian sebagaimana warga Muslim.

 

Tak hanya itu, warga Kristen juga dipaksa membayar jizyah yang merupakan bentuk pajak agama Islam khusus bagi non-Muslim. Alhasil, banyak keluarga Kristen meninggalkan kota itu untuk menghindari penganiayaan.

 

Dilansir dari VOA Indonesia, Rabu (6/4/2016), para aktivis melaporkan masih ada 43 keluarga Kristen tetap tinggal di kota itu. Mereka tak mampu melarikan diri seperti yang dilakukan warga Kristen lainnya.

 

BACA JUGA : Setelah Tahan Ibunya, Polisi Buru Ayah Bocah Pengemis

 



Ketika militan ISIS merebut Raqqa pada bulan Januari 2014, mereka memberikan tiga pilihan kepada warga Kristen, masuk Islam, meninggalkan kota itu, atau menghadapi kematian.

 

Harta benda milik warga Kristen telah disita oleh para komandan ISIS. Warga Kristen yang tetap tinggal di kota itu dilarang membeli properti oleh undang-undang ISIS. 

 

KLIK JUGA : 29 Napi Ikut Ujian Nasional di Lapas Pekanbaru

 

Issa, seorang aktivis mengatakan ketika ia tinggal di Raqqa, militan menculik dan membunuh seorang pemuda Kristen karena memiliki tato berbentuk salib di lengannya. Ada ratusan insiden di mana ISIS menarget penduduk Kristen di kota itu, katanya.

 

Sementara itu, warga Kristen Raqqa Shahinian menyebut bahwa keluarganya dan warga Kristen lainnya merasa melekat pada rumah dan tanah mereka di kota itu. Tapi perlakuan ISIS menjadi begitu tidak tertahankan sehingga mereka harus melarikan diri dan meninggalkan semuanya.

 

Kata para aktivis setempat, warga Kristen telah tinggal di Raqqa selama berabad-abad. Mereka terdiri dari hampir lima persen dari 400.000 penduduk sebelum perang.

 

Persentase itu telah secara dramatis menurun setelah Raqqa jatuh ke tangan pemberontak anti-pemerintah dan kemudian diambil alih oleh militan ISIS pada tahun 2014. Raqqa diklaim menjadi ibukota de-facto kelompok radikal itu.