PETUGAS bandara terlihat dekat pesawat Air France Boeing 777 yang melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Moi di kota pesisir Mombasa, Kenya, Minggu, 20 Desember 2015.
(REUTERS)
Senin, 21 Desember 2015 10:36 WIB
Editor: Fakhrur Rodzi
RIAU ONLINE, PARIS - Ketakutan atau phobia benar-benar melanda Prancis. Kali ini, pesawat terbang komersial Air France yang terbang dari Mauritius menuju Paris, Prancis, terpaksa mendarat darurat di Kota Mombasa, Kenya.
Ketakutan ini dipicu laporan dari seorang penumpang yang melihat suatu benda mirip stop watch dipasang pada sebuah kotak. Penumpang tersebut kemudian melaporkan apa dilihatnya ke awak pesawat. (Baca Juga: Guru TK di Paris Ini Berbohong dengan Klaim Ditikam Pendukung ISIS)
Tak mau kecolongan, awak Air France yang terbang menggunakan Boeing 777 ini lalu menyampaikannya ke pilot. Usai menerima laporan tersebut, kemudian pilot memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat di sebuah bandara di kota Mombasa, Kenya.
Seluruh 459 penumpang dan 14 awaknya dievakuasi dengan selamat. CEO Air France, Frederic Gagey mengatakan, peralatan itu tidak membahayakan para penumpang dan merupakan sebuah “alarm palsu.”
Baca Juga
Polisi Kenya mengatakan, enam penumpang diinterogasi terkait insiden itu, termasuk lelaki melaporkan tentang paket tersebut. Menurut para pejabat, perangkat itu telah disingkirkan dan tidak ditemukan adanya bahan peledak. (Klik Juga: ISIS Akhirnya Mengaku Serang Paris)
Air France, dikutip dari voaindonesia.com, menyatakan akan menerbangkan kembali para penumpang ke Perancis. Dua penerbangan Air France dari Amerika menuju Paris dialihkan bulan lalu setelah menerima ancaman-ancaman bom. Tidak ada bom ditemukan di pesawat-pesawat dari Los Angeles dan Washington DC itu.
Sebelumnya dilaporkan, serangan teror terjadi beruntun di tujuh lokasi terpisah, di kawasan timur Ibu Kota Paris. Bom meledak di Stadion Stade de France, dua bar dilempari granat dan ditembaki, satu restoran diberondong senapan mesin.
Penyerangan paling parah terjadi di Gedung Konser Bataclan yang dipenuhi lebih dari 1.000 anak muda. Sejauh ini delapan pelaku tewas, tujuh meledakkan dirinya sebelum ditangkap polisi Paris.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline
