Korban Tragedi Lontar Jumrah Bakal Bertambah, Kini 310 Orang

Alat-berat-roboh-timpa-jamaah-haji.jpg
(Channel Islam International)

RIAUONLINE, MEKKAH - Sedikitnya 310 orang tewas dan 450 lainnya luka-luka akibat terinjak-injak hari Kamis (24/9) ketika sedang melakukan ibadah jumrah di Mina yang terletak sekitar 3,2 kilometer dari Mekkah.

 

Menurut otorita pertahanan sipil Arab Saudi, jumlah korban tewas bisa bertambah. Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi Brigjen. Mansour Al Turki mengatakan kepada wartawan, “insiden tersebut terjadi di Mina dan otorita pertahanan sipil sedang menanganinya”.

 

Sekitar 4.000 petugas dan 220 ambulans serta kendaraan lain sedang dikerahkan untuk menolong para korban.

 

Belum diketahui apakah ada warga negara Indonesia yang menjadi korban. (KLIK: 220 Jamaah Meninggal Karena Insiden Lempah Jumrah)

 



Insiden serupa yang terjadi tahun 2006 dan menewaskan sedikitnya 363 orang telah membuat pemerintah Arab Saudi menyempurnakan bangunan-bangunan di sekitar tiga pilar yang menjadi pusat ibadah jumrah, termasuk jembatan lima lantai senilai US$1,2 miliar.

 

Ini adalah musibah kedua dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2015, setelah insiden jatuhnya tiang derek di Masjidil Haram, Mekkah pada 12 September lalu, yang menewaskan 107 orang, termasuk tujuh warga negara Indonesia.

 

Ritual suci melontar batu atau jumrah adalah salah satu ritual wajib dalam haji. Jemaah yang tidak melontar dikenakan denda berupa seekor kambing atau jika tidak mampu maka diperkenankan membayar fidyah atau berpuasa selama 10 hari, yaitu tiga hari di masa haji di tanah suci dan sisanya di negara masing-masing. (BACA: Raja Salman Beri Santunan Keluaraga Korban Crane Rp3,8 M)

 

Waktu melontar jumrah dimulai setelah lewat tengah malam hingga terbenam matahari, terutama pada waktu Dhuha atau pagi hari. Jemaah haji hanya melontar satu jumrah saja pada puncak haji yaitu 10 Zulhijah dan dilanjutkan pada hari-hari Tasyrik lain. Jumrah pertama yang terletak paling dekat dengan kota Mekkah disebut sebagai jumrah Aqobah, karena pilar yang dilempar para jemaah haji letaknya di atas perbukitan Aqobah.

 

Ritual suci jumrah merefleksikan tindakan Nabi Ibrahim ketika digoda setan agar tidak melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail. Tiga kali beliau digoda, tiga kali pula ia melontarkan batu ke arah setan, sebagaimana diperintahkan dan dibimbing oleh para malaikat. Tiga tugu atau pilar kini didirikan di tempat dimana Nabi Ismail diyakini melempar setan ini, dan diberi nama Ula, Wusta dan Aqobah.

 

Sumber: VOA INDONESIA