RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menyebut sudah terjadi penurunan angka keluarga berisiko stunting di Pekanbaru. Sepanjang semester pertama 2023, penurunan terjadi sebesar 50 persen dari 70 ribu menjadi 35 ribu anak.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution, menjelaskan pihaknya melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait terus memberikan pendampingan di lapangan kepada keluarga berisiko stunting.
"Jadi ini terus kita pantau sampai nanti angka (keluarga beresiko) stunting kita mudah-mudahan bisa di bawah 10 persen," kata dia.
Saat ini, kata Indra, Pemko Pekanbaru terus melakukan berbagai upaya untuk percepatan penurunan angka stunting, satu di antaranya melalui Program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
Ia menyebut, dalam program ini Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun dan para pejabat pemkot menjadi bapak asuh anak stunting. Total terdapat sebanyak 115 anak stunting di Kota Bertuah itu.
Melalui Program BAAS, lanjutnya, para pejabat pemkot memberikan bantuan makanan untuk penunjang pertumbuhan anak stunting. Nilainya Rp500 ribu per bulan selama enam bulan.
Adapun bantuan yang diberikan yakni susu anak 400 gram sebanyak 96 kotak, 120 kilogram beras, dan telur. Selain memberikan bantuan nutrisi, pihaknya juga memberikan edukasi terkait prevalensi stunting.
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat penurunan jumlah anak yang mengalami stunting hingga Maret 2023 menjadi 115 anak. Sebelumnya total 318 orang anak yang stunting pada akhir 2022 kemarin.
"Diharapkan, tujuh kecamatan nol stunting terwujud dalam dua atau tiga bulan ke depan," ujarnya.(ANTARA/Bayu Agustari Adha)
Dilarang mengutip berita ini, kecuali seizin ANTARA