Media Israel Sebut Indonesia Negara Terbelakang, Dibutakan Gerakan Anti Israel

Jokowi-dan-timnas-U-20.jpg
((Suara.com/Bagaskara))

RIAU ONLINE - Media Israel menyebut Indonesia sebagai terbelakang setelah FIFA membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. FIFA bahkan menghukum Indonesia secara administrasi.

“Indonesia menghadapi hukuman FIFA karena meolak Israel. FIFA secara resmi sudah mencabut hak Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, karena keberatan Indonesia atas partisipasi Israel,” tulis laporan Media Israel, Jerussalem Post, dikutip dari Suara.com, Minggu, 9 April 2023.

Media tersebut memberikan informasi yang menyebut penolakan Timnas Israel membuat nama Indonesia sedikit tercoreng.

“Akibatnya, citra Indonesia bukan sebagai bangsa modern dan berwawasan ke depan. Melainkan Indonesia sebagai negara terbelakang, yang masih dibutakan oleh gerakan anti Israel,” tulis pernyataan lanjutan Jerusalem Post.

FIFA sebelumnya menjatuhkan sanksi kepada Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) buntuk dari dicabutnya status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.

Indonesia hanya mendapat sanksi ringan dari FIFA, berupa pembekuan dana FIFA Forward untuk keperluan operasional PSSI.



Menurut laman resmi FIFA, program FIFA Forward adalah "langkah perubahan" untuk pengembangan sepak bola global dan cara mereka berbagi kesuksesan Piala Dunia dengan asosiasi anggotanya.

FIFA Forward dibangun untuk memberikan dukungan menyeluruh yang dibuat khusus untuk pengembangan sepak bola untuk setiap anggota mereka dan enam konfederasi dengan didasari tiga prinsip lebih banyak investasi, lebih berdampak, lebih banyak pengawasan.

Program FIFA Forward telah memberikan dukungan yang dibuat khusus untuk 211 anggota asosiasi sejak 2016. Dalam periode itu, FIFA telah menggelontorkan dana 2,8 miliar dolar (Rp41,8 triliun) untuk beragam rencana dan proyek.

FIFA Forward 3.0, yang baru diluncurkan awal tahun ini, akan berjalan hingga 2026, dengan siklus empat tahun yang mewakili peningkatan investasi pengembangan sepakbola hampir 30%.

"Elemen signifikan dari investasi ini akan mendukung tujuan FIFA untuk memiliki 60 juta pesepak bola wanita yang berpartisipasi di seluruh dunia pada akhir siklus mendatang," demikian pernyataan FIFA pasca workshop FIFA Forward 3.0 bersama 12 anggota asosiasi dari Asia Tenggara (AFF) pada 3 April lalu.

Untuk FIFA Forward 3.0, FIFA secara keseluruhan akan mengucurkan dana senilai 9,2 juta dolar AS atau setara Rp141,5 miliar untuk setiap asosiasi anggota mereka.

Dengan sanksi administrasi yang dijatuhkan FIFA, PSSI akan kehilangan manfaat dari FIFA Forward 3.0 itu sebelum FIFA mencabutnya tergantung dari hasil review proposal pengembangan sepak bola yang ditawarkan PSSI.