Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) 2024 digelar di Universitas Riau (UNRI) pada Rabu, 25 September 2024.
(Istimewa)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) 2024 digelar di Universitas Riau (UNRI) pada Rabu, 25 September 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Bisnis Indonesia untuk memberikan edukasi pada generasi muda terkait dunia karir, finansial, dan jurnalistik praktis.
Wakil Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia, Rahayuningsih, menyatakan bahwa BGTC telah sukses berjalan selama dua tahun terakhir. Sebelumnya, kegiatan BGTC ini dilaksanakan di Universitas Islam Riau (UIR) dan Politeknik Caltex Riau (PCR).
"Kali ini di 2024 kami hadir di Universitas Riau setelah sukses menggelar program serupa di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) beberapa waktu lalu," tuturnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNRI, Hermanda, mengapresiasi program BGTC ini karena dianggap relevan dengan tantangan yang dihadapi mahasiswa di era globalisasi dan digitalisasi saat ini.
Program Bisnis Indonesia Goes to Campus ini diakui sangat bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya dalam memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang perkembangan terkini di dunia karier dan ekonomi.
"Media seperti Bisnis Indonesia tidak hanya menyebarkan informasi, tetapi juga memiliki peran penting dalam membentuk persepsi publik serta mendorong mahasiswa untuk lebih kritis dan siap menghadapi masa depan," tambah Hermanda.
Pada sesi diskusi panel, PTPN IV PalmCo, perusahaan BUMN sektor perkebunan sawit, menyampaikan komitmen untuk memanfaatkan digitalisasi sebagai salah satu strategi dalam menghadapi tantangan bisnis masa depan.
Direktur SDM dan IT PalmCo, Suhendri menegaskan pentingnya adaptasi teknologi di sektor perkebunan yang sebelumnya masih dianggap industri yang tradisional.
"Bicara digitalisasi, kami sangat fokus pada hal tersebut,” ujar Suhendri.
“Jika dulu sawit identik dengan aktivitas tradisional seperti menggunakan dodos dan egrek, sekarang sudah bergerak lebih profesional dan tentunya juga mengadopsi teknologi digital," imbuhnya.
Di Palmco, sejumlah teknologi digital yang diterapkan perseroan misalnya mencakup penggunaan drone, sensor, dan hingga Internet of Things (IoT) di perkebunan.
Sistem ini memungkinkan pemantauan pupuk dan operasional dari jarak jauh melalui kantor regional, dan mampu memberikan efisiensi operasional yang lebih baik.
Sementara itu PT Riau Petroleum (Perseroda), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Riau yang mengelola Participating Interest (PI) 10% sektor migas, mengalami perkembangan pesat sejak dipimpin oleh Husnul Kausarian sebagai Direktur sejak Juli 2021.
Saat itu PT Riau Petroleum mengalami kerugian sebesar Rp2,9 miliar. Namun, dengan kerja keras dan adanya ketentuan pemerintah yang mendukung, Husnul berhasil membalikkan keadaan.
Di akhir 2023, Riau Petroleum berhasil mencatatkan keuntungan positif sebesar Rp3,5 triliun, terutama dari pengelolaan PI 10% yang berdampak positif bagi masyarakat Riau.
"Distribusi PI 10% ini sudah dirasakan manfaatnya di lima kabupaten terbesar, yaitu Bengkalis, Rokan Hilir, Siak, Kampar, dan Rokan Hulu," tambah Husnul.
Selanjutnya di era disrupsi digital yang cepat saat ini, Bank Nagari sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) Provinsi Sumatera Barat, menghadapi tantangan besar dalam beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di industri perbankan.
Direktur Utama Bank Nagari, Gusti Candra, menegaskan bahwa kemampuan beradaptasi dengan cepat merupakan kunci untuk bertahan dalam era digitalisasi.
“Saya berada di posisi ini karena dampak dari disrupsi digital. Dalam seleksi, yang bertahan bukan yang paling besar atau paling kuat, tapi yang paling mampu beradaptasi,” ujarnya.
Di sektor migas, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus memperkuat strateginya untuk menghadapi perubahan akibat disrupsi digital.
Manajer IT Infrastruktur Operasional PHR, Elan Kusuma Kurniawan menyebut hal itu tidak perlu ditakuti, namun harus dihadapi dengan kesiapan dan strategi yang matang.
“Disrupsi digital adalah bagian dari masa depan, dan ke depannya, peran manusia sebagai prompt engineer akan semakin penting,” ungkapnya.
“Semua proses bisnis di PHR tetap melibatkan elemen manusia, namun dengan bantuan AI, kesalahan dapat diminimalisir secara signifikan,” imbuhnya.
Sementara itu di sesi finansial, Area Head Bank BNI Provinsi Riau, Yudhi Darmawan, mengajak generasi muda, terutama mahasiswa, untuk mulai menata keuangan mereka dengan baik.
"Jadikan menabung sebagai kebiasaan, jangan habiskan semua uang yang dipegang,” ujar Yudhi.
“Jika tidak punya simpanan, saat ada kebutuhan mendesak, kita akan kesulitan, meski mungkin bisa meminjam dari teman atau keluarga. Tetapi lebih baik kita siap dengan tabungan untuk menghadapi hari-hari sulit".
Untuk memudahkan generasi muda dalam mengelola keuangan, BNI meluncurkan aplikasi Wondr by BNI. Yudhi menjelaskan, aplikasi ini memiliki berbagai fitur yang membantu pengguna menghemat dan menikmati berbagai promo.
Selain itu, aplikasi ini juga dilengkapi fitur pencatatan pemasukan dan pengeluaran, yang membantu pengguna mengontrol arus kas pribadi.
"Saat mahasiswa, biasanya pemasukan berasal dari kiriman orang tua setiap bulan. Namun, bagi yang sudah mandiri dan membiayai kuliah sendiri, itu luar biasa. Penting untuk mengontrol cashflow dengan baik. Wondr memudahkan hal ini dengan fitur pengaturan keuangan yang transparan," tambahnya.
Di sesi ketiga, influencer yang juga CEO Dhia Production, Dhika Adrian mengatakan untuk memulai karir di media sosial, hal yang harus dilakukan adalah mulai membuat konten dan menabung konten untuk masa depan di dunia digital.
"Menjadi konten kreator adalah pekerjaan jangka panjang tidak bisa dilakukan dalam semalam, karena itu mulailah membuat konten dan konsisten, karena dari ratusan atau ribuan konten yang dibuat itu kita tidak tahu mana yang akan menjadi jalan membuka peluang pendapatan di masa depan," ungkapnya.
Adapun Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) 2024 di Universitas Riau didukung oleh Astra International, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Bank Nagari, Wondr by BNI, Energi Mega Persada (EMP), PLN UIP Sumbagteng, PT Riau Petroleum (Perseroda), PT Bumi Siak Pusako (BSP), PTPN IV Regional III, PT Semen Padang, dan Telkomsel.