Pembangunan Pasar Induk Hampir Rampung, Pedagang Segera Pindah

Ilustrasi-pasar-induk.jpg
(Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru tengah menyiapkan proses relokasi pedagang grosir ke Pasar Induk. Pembangunan Pasar Induk diklaim sudah mencapai 90 persen.

"Kepala DPP sedang mempersiapkan untuk pemindahan atau relokasi pedagang bahan pokok ke Pasar Induk," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerat Kota (Setdako) Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut, Jumat 5 Juli 2024.

Ia menyampaikan, saat ini para pedagang masih berjualan di belakang Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS). Nantinya Pasar Induk juga berlaku bagi pedagang grosir lainnya.

"Relokasi ini bukan hanya pedagang yang berjualan di belakang Terminal BPRS. Secara fisik, Pasar Induk sudah hampir selesai," ulasnya.

Sebelumnya DPP Kota Pekanbaru sudah menyosialisasikan Pasar Induk ini kepada para pedagang. Ada sekitar 300 lebih pedagang yang segera direlokasi ke tempat yang baru.



"Dalam waktu dekat ini, mungkin kami akan lakukan proses pemindahan pedagang. Jadi mereka harus mendapatkan kepastian bahwa mereka dapat tempat," kata Kepala DPP Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin.

Pembangunan Pasar Induk Pekanbaru sempat mangkrak lantaran pengembang yakni PT. Agung Rafa Bonai (ARB) mengalami krisis finansial. Padahal, proses pengerjaan pasar induk sudah berlangsung sejak tahun 2017 silam.

PT ARB sebelumnya sempat meminta perpanjangan waktu karena tidak mampu rampungkan pasar induk pada Oktober 2018 dan Oktober 2019 silam. Pasar ini semestinya sudah beroperasi pada tahun 2020 silam.

Maju mundur pembangunan terjadi selama masa pandemi, tahun 2020 dan 2021. Selain masalah finansial akibat pandemi, PT ARB juga meminta kepastian status lahan. 

Akhirnya, Hak Pengelolaan Lahan (HPL) diterbitkan Kementerian ATR/Badan Pertanahan Nasional pada 2022. Bermodalkan HPL ini, PT ARB mendapat suntikan dana dari bank untuk melanjutkan pembangunan Pasar Induk.

PT ARB telah menghabiskan dana Rp 60 miliar dengan capaian pembangunan 60 persen, sejak 2017 hingga 2022. Pembangunan Pasar Induk itu menggunakan skema Build Operate Transfer (BOT) atau biaya pembangunan ditanggung seluruhnya oleh investor.