Laporan: Annisa Al Zikri
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sejumlah sembako di pasar tradisional Pekanbaru masih mengalami kenaikan harga. Di antaranya telur, beras, gula, dan kacang. Kenaikan harga sembako tak hanya menjadi masalah bagi pembeli, tapi juga dikeluhkan para pedagang.
Seperti Waldi (38), pedagang sembako di Pasar Pagi Arengka, Pekanbaru. Ia menyebut kenaikan harga beras dan minyak berkisar Rp 500 hingga Rp 1.000 per kg.
"Salah satu beras yang naik ialah beras mudik naik hingga Rp 18.000 per kg. Berbeda dengan beras belida yang masih stabil di harga Rp 16.000 per kg," ujarnya kepada RIAU ONLINE, Kamis, 16 Mei 2024.
Ia mengaku belum mengetahui penyebab dari kenaikan harga beras tersebut. Namun ia menduga, kenaikan harga beras mudik dikarenakan kenaikan ongkos angkutan beras untuk mendistribusikan beras pasca banjir bandang dan longsor di Sumatera Barat (Sumbar) yang menjadi daerah penghasil beras mudik.
Menurutnya, kenaikan harga sembako membuat pembeli menurun, terutama dipengaruhi perekonomian warga.
"Mungkin bukan minatnya kurang, tapi karena faktor utama ekonomi tadi, banyak orang berpikir, biasanya beli per karung-karung sekarang belinya hanya per kilogram. Sekarang ini orang cari yang murah aja, seperti beras bulog banyak dicari orang karena murah," tuturnya.
Sementara, pedagang sembako di Pasar Selasa, Afini (59), mengatakan harga sembako memang selalu naik turun. Untuk saat ini sembako yang sedang naik harga ada gula, kacang, beras dan telur.
"Biasanya gula harganya dari Rp16.000 per kg sekarang naik di harga Rp19.000 per kg. Kalau kacang begitu juga, sebelumnya Rp 20.000 per kg sekarang naik harganya Rp 28.000 per kg," ungkapnya.
Menurutnya, adanya bencana di Sumbar tidak terlalu berpengaruh terhadap naiknya harga sembako jika pasokan masih aman.
"Jadi saya berharap agar pemerintah lebih memperhatikan lagi untuk para pedagang, karena sembako ini sangat dibutuhkan masyarakat," tutupnya.