RIAU ONLINE, PEKANBARU - Memasuki awal November, beberapa harga bahan pokok tidak stabil, mengalami naik turun. Sementara harga beras kian melonjak.
Dari pantauan RIAU ONLINE di Pasar Selasa, Jalan HR Soebrantas, Pekanbaru, bahan pokok yang mengalami kenaikan dan penurunan harga di antaranya:
1. Minyak goreng kemasan per 2 liter semula Rp35 ribu, naik menjadi Rp37 ribu, sementara minyak goreng curah berada di harga standar Rp14 ribu per liter.
2. Telur ayam berukuran besar mengalami penurunan harga, semula Rp68 ribu turun menjadi Rp50 ribu per satu papan. Sementara telur berukuran kecil semula Rp65 ribu turun menjadi Rp48 ribu.
3. Telur puyuh semula Rp32 ribu naik menjadi Rp40 ribu per satu papan, sementara telur bebek berada di harga standar Rp88 ribu
4. Gula pasir mengalami kenaikan harga, mula Rp16 ribu, naik menjadi Rp17 ribu per satu kilogram.
Pedagang minyak goreng di Pasar Selasa, David mengatakan, harga minyak goreng per 2 liter mengalami kenaikan harga dimulai hari ini, Selasa 31 Oktober 2023.
"Minyak goreng kemasan per 2 liter seharga Rp37 ribu, kalau per 1 liter seharga Rp17 ribu, sementara minyak goreng curah harga nya normal Rp14 ribu per liter," ujar David.
Sementara itu, pedagang gula pasir dan telur, Diana, menyebutkan harga gula pasir mengalami kenaikan harga, namun tidak terlalu signifikan, sementara harga telur ayam turun sangat drastis.
"Gula pasir naik tapi cuma naik seribu saja, kalau telur malah anjlok, sebelumnya telur ayam yang besar satu papan Rp68 ribu, sekarang turun menjadi Rp50 ribu, tapi telur puyuh malah naik drastis, sebelumnya Rp32 ribu naik menjadi Rp40 ribu" jelasnya.
Diana menambahkan, beras premium kini juga turut mengalami kenaikan harga.
"Beras Topi Koki dan Belida per 10 kilogram Rp155 ribu, kalau Anak Daro Rp168 ribu", lanjutnya.
Menurutnya, kenaikan dan penurunan harga bahan pokok ini disebabkan karena, menjelang akhir tahun dan memasuki masa pemilihan calon legislatif (caleg).
"Tiap jelang akhir tahun harga bahan pokok memang kurang stabil, tapi kalau untuk minyak goreng kemasan stoknya sudah terbatas karena, banyak caleg yang beli minyak goreng kemasan untuk dijadikan bahan kampanye," pungkasnya.
Artikel ini ditulis Novrika, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE