RIAU ONLINE, PEKANBARU - PT Pertamina (Persero) menegaskan wacana penghapusan BBM Pertalite RON 90 bersubsidi diganti dengan Pertamax Green 92 masih dikaji secara internal dan belum diambil keputusan.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan implementasinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskannya.
"Program tersebut merupakan hasil kajian internal Pertamina, belum ada keputusan apapun dari pemerintah. Tentu ini akan kami usulkan dan akan kami bahas lebih lanjut,” ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dikutip dari laman resmi Pertamina, Selasa 19 September 2023.
Ia mengungkapkan, kajian ini dilakukan untuk menghasilkan kualitas BBM yang lebih baik, sebab bahan bakar dengan kadar oktan yang lebih tinggi tentu akan semakin ramah lingkungan.
"Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik, sehingga untuk mesin juga lebih baik, sehingga emisi juga bisa menurun. Namun ini baru usulan sehingga tidak untuk menjadi perdebatan," tambahnya.
Nicke menyebut, jika nantinya usulan itu dibahas dan menjadi program pemerintah, harganya pun tetap akan diatur oleh pemerintah.
“Tidak mungkin Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) harganya diserahkan ke pasar karena ada mekanisme subsidi dan kompensasi di dalamnya,” terang Nicke.
Sementara, pemerintah melalui Kementerian ESDM juga memastikan belum akan menghapuskan Pertalite dalam waktu dekat
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.