RIAUONLINE, PEKANBARU - Pengamat Ekonomi Universitas Riau, Dahlan Tampubolon, menyebut naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) diperkirakan bakal memicu kenaikan inflasi di Provinsi Riau.
Dahlan menyebut, diperkirakan terjadi kenaikan inflasi sebesar 2,5 persen sampai 3 persen dan kondisi ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
"Inflasi dipastikan akan naik dibandingkan bulan sebelumnya dan juga jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Adanya kenaikan harga BBM, kemungkinan akan terjadi lonjakan inflasi melebihi target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan TPID.Inflasi Riau bulan JUli 2022 sekitar 0,83 persen dan di Agustus mengalami deflasi 1,23 persen," ujar Dahlan , Senin (12/9).
Diungkapkannya Dahlan, selain inflasi, dampak lain yang akan terjadi akibat kenaikan harga BBM ini adalah transportasi khususnya untuk ojek online (ojol).
Ditambah lagi, kata Dahlan, masyarakat di Riau harus menelan kepedihan setelah kenaikan harga pangan, BBM naik, harga TBS malah turun.
"Kejatuhan harga TBS beberapa hari lalu saat kenaikan BBM subsidi tentu seperti tembakan hattrick. Dengan harga sawit yang masih rendah ditambah harga BBM naik maka saya kira daya beli akan turun juga. Karena Riau itu sangat bergantung kepada sawit. Jika harga sawit tinggi, maka ekonomi akan bergerak sendiri," sebutnya.
Kendati demikian, Dahlan mengatakan pilihan untuk menaikkan BBM ini memang menjadi pilihan pahit namun harus dilakukan.
"Kenaikan saat ini kurang tepat sebenarnya, ketika masih banyak masyarakat belum mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Mereka ini akan jatuh ke garis kemiskinan. Namun, jika tidak dinaikkan akan terus menunggak utang pemerintah, dan pemenuhan BBM impor harus makin besar untuk menutupi trade balance antar negara," pungkasnya.