RIAUONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau menunjuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Riau Petrolium Siak sebagai mitra pemegang Participacing Interest (PI) 10 persen dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk wilayah kerja Siak. Padahal Riau Petrolium tercatat sebagai salah satu perusahaan daerah yang belum pernah sama sekali memberikan deviden untuk daerah.
"Ini suatu kemajuan bagi kami di daerah dalam pengelolaan migas di Riau," kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, seusai melakukan penandatangan perjanjian pengalihan dan pengelolaan PI 10 persen, di Balai Pauh Janggi, Pekanbaru, Selasa, 7 Agustus 2018.
Menurut Andi-sapaan Arsyadjuliandi, semestinya penandatanganan perjanjian PI 10 persen itu bersamaan dengan Blok Kampar, namun Pemprov Riau hingga kini masih belum siap dalam penyelesaian administrasi sebagai persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerima PI 10 persen Blok Kampar.
Andi berharap PHE mampu menjalin komunikasi yang baik dengan Riau Petrolium Siak dalam melkasanakan kegiatan demi meningkatkan produksi minyak di wilayah tersebut. Andi berharap kedua perusahaan tersebut mampu melibatkan masyarakat dalam penyerapan tenaga kerja.
"Dengan tumbuhnya industri migas di Riau, kami menginginkan adanya tenaga kerja dan transfer ilmu dan teknologi kepada anak Riau yang memiliki potensi," ujarnya.
Andi menyebutkan, adapun pertimbangan Riau menunjuk Riau Petrolium sebagai mitra PT Pertamina Hulu Siak karena perusahaan itu sejak awal dibentuk untuk melaksanakan kegiatan usaha migas di Riau. Namun pada perjalanannya, sejak 2002 berdiri perusahaan itu belum pernah memberikan deviden sama sekali untuk Riau. Menanggapi hal ini, Andi Rachman mengaku perusahaan itu belum memberikan keuntungan untuk Riau karena belum memiliki kegiatan di sektor hulu migas.
"Karena selama ini belum ada kegiatan," ujarnya.
Meski demikian, Andi Rachman mengaku terus memberi dukungan bersama tiga bupati lainnya di wilayah kerja Blok Siak yakni Rokan Hulu, Rokan Hilir dan Siak. "Hal ini ditunjukkan dengan adanya komitmen perjanjian yang disaksikan kepala daerah," tukasnya.
Direktur Operasi dan Produksi PHE Siak Ekariza mengatakan, BUMD Riau Petroleum bakal mendapatkan bagi hasil produksi blok Siak sebesar 10% dari 1.800 barel perhari produksi, setelah dipotong biaya operasional karena kontrak di blok migas itu masih dengan sistem cost recovery.
"Jadi Riau Petroleum tidak perlu setor modal, tapi dapat bagian 10% hasil produksi setelah dipotong biaya operasional," katanya.
Ekariza tidak bisa mengomentari penunjukkan BUMD Riau Petrolium sebagai mitra PI 10 persen karena hal itu wewenang dari Pemprov Riau. Sedangkan Dirut PT Riau Petroleum Siak Suharyanto enggan mengomentari perjanjian komitmen PI 10 persen. Ia justru pergi menghindari wartawan.
Seperti diketahui, Wilayah operasi PHE Siak mencakup area sekitar 2.484 kilometer persegi di cekungan sumatera tengah yang terbagi menjadi 3 area yaitu Siak I (Buaya, Tanjung Medan), Siak II (Batang), dan Siak III (Jingga, Kelabu, Lindai, Rintis, dan Menggala South). Saat ini 2 lapangan aktif dikelola PHE Siak yaitu Lapangan Lindai dan Lapangan Batang, dan di tahun 2018 ini PHE Siak telah melakukan pengeboran eksplorasi kumis-2.