RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pulau Rupat tiba-tiba dalam sepekan ini menjadi perhatian banyak orang, termasuk Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman. Pasalnya, Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Nomor 503/DPMPTSP/IZIN-ESDM/66 tertanggal 29 Maret 2017 kepada PT Logomas Utama seluas 5.030 hektare.
Padahal, Gubernur Andi Rachman, sapaan Arsyadjuliandi Rachman, telah menjadikan Pulau Rupat bagian Utara sebagai destinasi wisata dengan menjual wisata pantainya yang putih dan berbisik dalam satu Kawasan Pariwisata Strategi Nasasional (KPSN).
Lalu, selain wisata, apalagi yang terkandung dan potensi di Pulau Rupat Utara?
Baca Juga: Kadis ESDM: Pulau Beting Aceh Tak Akan Pernah Jadi Objek Pertambangan
Peneliti dari Universitas Islam Riau (UIR), Husnul Kausarian, PhD, yang pernah mengetuai penelitian di Pulau Rupat mengatakan, Pulau Rupat bagian utara memiliki kandungan pasir silika tertinggi di dunia, di atas 95 persen.
"Penelitian kami lakukan 2013 lalu, dibiayai Balitbang Provinsi Riau, satu Pulau Rupat, di bagian utaralah paling tinggi mengandung pasir silikanya," kata Husnul Kausarian kepada RIAUONLINE.CO.ID, Minggu, 29 Mei 2017.
Sayangnya, kata pakar geologi lulusan Jepang ini, laporan penelitian yang dilakukannya dengan tim, ternyata disalin bulat-bulat oleh Biro Ekonomi dan diatasnamakan karya mereka.
Husnul menceritakan, pasir silaka banyak gunanya. Mulai dari industri semen, gelas, semi-konduktor hingga kosmetik. "Tentunya ini hanya akan bernilai tinggi jika sudah menjadi produk turunan tersebut. jika masih dalam bentuk pasir, harganya tak jauh beda dengan pasir biasa, mungkin lebih mahal sedikitlah," tuturnya.
Ia menjelaskan, pasir silika pada umumnya terdapat di seluruh Indonesia. Pembedanya adalah kandungan/persentase yang ada. Semakin tinggi kandungannya, tutur Husnul, semakin bagus. Sebagai gambaran, secara umum setiap pasir ada unsur silika, tapi cuma 50-60 persen saja.
Ini cuma bisa berfungsi sebagai pasir biasa saja. hasil penelitian di Rupat menunjukkan, daerah ini menjadi daerah tertinggi di dunia memiliki kandungan silika di atas 95 persen.
Klik Juga: Riau 'Cuci Piring' Usai Pemerintah Pusat Keluarkan Izin Tambang PT Logomas Utama
"Hasil penelitian terhadap satu Pulau Rupat, saya mengelilingi pulau tersebut dengan speed boat rakyat, sebaran pasir silika hanya terdapat di bagian utara pulau ini, dengan sebaran luas di atas 100 km," ujarnya.
Husnul merahasiakan berapa banyak kandungan pasir silaka terdapat di Pulau Rupat. Alasannya, keterbatasan berpikir pejabat dan masyarakat mengenai potensi sumber daya alam tersebut.
"Mereka berpikir, bukan untuk membangun, melainkan mengambil kepentingan sendiri. Dulu sudah saya ekspose, tapi fakta
menunjukkan justru menjadi bola liar," tutur mantan Ketua Jurusan Geologi UIR itu,
Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau, Syahrial Abdi mengatakan, Pulau Rupat,
sebagai gugusan Pulau Bangka dan Belitung, memiliki kandungan timah.
"Paling penting itu, di Rupat terdapat kandungan torium, bahan baku untuk nuklir," tutur Syahrial Abdi. PT Logomas Utama memperoleh izin sejak tahun 1998 dan berlaku selama 30 tahun, 2028 mendatang seluas 5.030 ha untuk ekploitasi pasir laut.
Ketika itu, daerah sama sekali tak tahu ada izin Kuasa Penambangan (KP) di sana, karena ketika itu itu ini menjadi kewenangan penuh Pemerintah pusat.
Lihat Juga: Ternyata Di Riau Ada Festival Pantai Di Pulau Rupat
"Karena sekarang kewenangan ada pada kita sedangkan korporasi ini tidak bisa apa-apa, kita bebas mau apakan izin itu. Hentikan kah, dikurangi kah sampai kita cabut kita bisa," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline