Kenapa Gubernur Andi Rachman Cemas dengan Inflasi Tinggi?

Gubernur-Riau-Andi-Rachman-Balimau-Kasai.jpg
(HUMAS PEMKAB PELALAWAN)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau menetapkan roadmap atau strategi dan mengevaluasi pengendalian inflasi daerah sepanjang 2016. Riau sering mengalami inflasi akibat tingginya harga bahan makanan.

 

Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, Pemprov sempat cemas dalam upaya mengendalikan inflasi pada semester pertama tahun ini.

 

"Tetapi akhirnya cukup baik dan inflasi Riau berada di bawah rata-rata nasional," katanya saat rapat Roadmap TPID Riau,"  kata Andi Rachman, panggilkan akrabnya, Senin, 1 Agustus 2016, di Kantor Bank Indonesia Riau.

 

Baca Juga: Juli 2016, Inflasi Pekanbaru Mencapai 1,23%

 

Untuk itu, tuturnya, Pemprov bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) tingkat provinsi dan kabupaten kota telah menyepakati roadmap atau strategi pengendalian inflasi daerah tersebut.



 

Beberapa di antaranya, kata Andi, menjaring masukan dari masing-masing kabupaten tentang langkah dan program kerja pengendalian inflasi di daerahnya.

 

Seperti Kota Dumai menyarankan pembangunan Balai Karantina untuk memonitor komoditas yang masuk ke daerah itu. Data TPID setempat menunjukkan inflasi Riau semester I/2016 di posisi 1,92%, lebih rendah dari angka inflasi nasional sebesar 3,45% dan jauh lebih rendah dibandingkan rerata inflasi Riau dalam lima tahun terakhir yang sebesar 6,14%.

 

Andi menyatakan penyebab inflasi di daerahnya masih disebabkan penurunan harga volatile foods akibat membaiknya pasokan. Selain itu juga karena turunnya harga bahan bakar minyak beberapa waktu terakhir.

 

Meski demikian, pihaknya mengaku kondisi infrastruktur di daerah itu masih perlu perbaikan, mulai dari kawasan pesisir seperti Kabupaten Kepulauan Meranti, hingga ke Kabupaten Indragiri Hilir.

 

Klik Juga: Pelukan Hangat Rusli Zainal-Ruhut Sitompul di Dalam Lapas

 

Riau pada periode sebelumnya yaitu di 2004 hingga 2009, kata Andi, sempat fokus membangun infrastruktur pendukung distribusi dan pengolahan pangan seperti Rice Processing Complex (RPC) di beberapa daerah, dan Terminal Agro di Kota Dumai.

 

"Tetapi tidak berjalan optimal karena pemda tidak fokus menjalankan program tersebut, sehingga masalah seperti saat ini muncul ke permukaan," katanya.

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline