RIAU ONLINE - Pihak Honda membantah semua tuduhan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) yang menyebut ongkos produksi Skutik 110-125 cc di level Rp 7-8 juta, tapi saat berada di pasar, harga retail mencapai Rp 14-15 jutaan.
Pertama, Honda membantah soal praktik kartel yang tak pernah dilakukan. Terkait Harga, Presiden Direktur PT Astra Honda Motor (AHM) Toshiyuki Inuma mengatakan bahwa harga motor Honda di Indonesia bersaing dengan negara-negara tetangga.
"Jika dilihat dari harga, di Indonesia bersaing dengan negara lain, misalnya Filipina. Kami ambil untung sangat wajar dan tidak terlalu mahal,” kata Inuma, seperti dilansir dari KOMPAS.COM, Selasa, 25 Juli 2016.
Penyebab harga tinggi karena depresiasi rupiah, sehingga harga komponen dari supplier juga naik. Hal tersebut tidak hanya terjadi pada sepeda motor, namun semua industri juga mengalami hal demikian.
Inuma menegaskan AHM bersusah payah untuk menjaga ongkos produksi, tapi di lain hal, mereka juga harus menaikkan harga retail.
Usai diproduksi, tentu saja AHM akan meletakkan keuntungan untuk dilempar ke diler. Kemudian, diler juga ambil untung. Lalu, masih ada pajak, BBN dan lain sebagainya, termasuk ongkos kirim, yang membuat harga dipastikan berlipat.
”Keuntungan kami masih beralasan, tidak terlalu banyak. Ini yang saya tidak mengerti, kenapa dibilangnya produk kami dijual mahal,” ujar Inuma.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline