Tisu Asal Indonesia Dilarang Dikhawatirkan Berimbas ke Mebel

tisu-APP.jpg
(INTERNET)

 

RIAU ONLINE, JAKARTA - Pelarangan penjualan produk tisu dari perusahaan asal Indonesia, Asian Pulp and Paper (APP) oleh badan lingkungan Singapura, dinilai bisa berimbas pada industri hasil hutan lainnya, seperti mebel dan olahan kayu.

 

Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), Soenoto menilai kejadian tersebut bisa berimbas kepada produk mebel tanah air, salah satunya dengan pemeriksaan produk yang lebih ketat.

 

"Tentu saja kemungkinan bisa ada imbasnya, tapi kan harus diberikan penjelasan terhadap produk yang diekspor," ujar Soenoto kepada Kontan, Kamis (8/10/2015).

 

Sayang, terkait jumlah produk mebel yang diekspor ke Singapura, Soenoto mengaku tidak hafal detail angkanya.

 

Dihubungi di tempat yang berbeda, Sekretaris Jenderal AMKRI, Abdul Sobu mengungkapkan, hingga saat ini memang produk mebel yang diekspor ke Singapura masih diterima oleh pasar negara tersebut. (BACA JUGA: Pedagang Kebab Pun Gugat Pemerintah dan Perusahaan Pembakar Lahan)

 



"Sejauh ini kami tetap aman mengekspor ke lebih dari 120 negara terutama yang berbasis kayu dan rotan sangat diminati, karena dianggap ramah lingkungan," ujar Abdul.

 

Beberapa hari lalu, jaringan supermarket terbesar di Singapura, NTUC FairPrice menyatakan akan menarik tisu dan produk lain buatan perusahaan asal Indonesia, Asia Pulp & Paper menyusul terjadinya kabut asap yang melanda negeri jiran itu.

 

Sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Rabu (7/10/2015), NTUC FairPrice menilai Asia Pulp & Paper bertanggung jawab atas kebakaran hutan serta kabut asap yang "menyiksa" banyak negara tetangga. Atas kejadian itu, perusahaan ritel ini akan menarik seluruh produk perusahaan tersebut pada Rabu ini mulai pukul 17.00 waktu Singapura.

 

Sejumlah produk yang akan ditarik di antaranya merek Paseo, Nice dan Jolly. (KLIK: Ujian Nasional Terancam Mundur Akibat Asap)

 

“Kami berinisiatif melakukan pertemuan dengan berbagai pihak yang terkait untuk membahas langkah atas sejumlah perusahaan--yang salah satunya APP--karena otoritas menengarai perusahaan tersebut berkontribusi terhadap terjadinya kabut asap," ujar CEO NTUC FairPrice, Seah Kian Peng.

 

Diperparah oleh terjadinya El Nino, kabut asap telah menyebar ke berbagai wilayah di kawasan Asia Tenggara. WIlayah yang terdampak yaitu Singapore, Malaysia dan Thailand. Sebagian wilayah Indonesia juga ikut terkena dampak gangguan kabut asap ini.

 

Langkah yang dilakukan NTUC FairPrice ini menyusul terjadinya pembakaran hutan secara ilegal di kawasan Sumatera dan Kalimantan. Kondisi ini diproyeksikan akan berkontribusi terhadap menurunnya jumlah kunjungan wisata, kesehatan dan produktivitas di Asia Tenggara.

 

Sementara itu, APP dalam penjelasannya menyatakan telah memberikan berbagai informasi yang diminta oleh otoritas Singapura. Perusahaan ini juga berencana mengundang perwakilan Pemerintah Singapura untuk berkunjung ke lokasi operasional perusahaan di Indonesia.

 

“Kami memperlakukan hutan secara hati-hati. Kami telah bekerjasama dengan para pemasok dan pemerintah dalam selama berbulan-bulan untuk mengontrol kebakaran hutan,” jelas APP dalam keterangan resminya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline