RIAU ONLINE - Setiap kapal perang Indonesia (KRI) memiliki angka-angka di lambung kapalnya. Ada angka 3, 4,7 bahkan angka 9. Lalu, bagaimana klasifikasi penomoran lambung kapal tersebut?
Sebenarnya, nomor pada lambung kapal dibagi berdasarkan satuan dimana kapal tersebut bernaung. Secara keseluruhan, terdapat tujuh satuan yang menjadi induk kapal perang, yakni Satuan Kapal Eskorta (Satkor), Satuan Kapal Cepat (Satkat), Satuan Kapal Patroli (Satrol), Satuan Kapal Ranjau (Satran), Satuan Kapal Selam (Satsel), Satuan Kapal Amfibi (Satfib), dan Satuan Kapal Bantu (Satban), seperti dilansir dari Angkasa, Selasa, 28 Juni 2016.
Penomoran Angka 3
Biasanya, angka 3 digunakan oleh kapal-kapal yang bernaung di bawah Satuan Kapal Eskorta (Satkot). Kapal Satkor menggunakan nama-nama pahlawan.
KRI FATAHILLAH 361
Satuan ini mengoperasikan kapal Perusak Kawal Rudal (PKR), kapal Frigat Ringan Multi Peran (Multi Role Light Frigate/MRLF), dan kapal korvet atau biasa disebut kapal Perusak Kawal (PK). Seperti, KRI Fatahillah (361), KRI Diponegoro (365), KRI Oswald Siahaan (354), dan yang paling muda KRI John Lie (358).
Penomoran angka 6
KRI MANDAU 621
Satuan Kapal Cepat (Satkat) memiliki kapal dengan nomor lambung angka 6. Satkat memiliki tugas utama sebagaim pemukul pertama kapal-kapal lawan. Ada tiga jenis kapal yang Satkat operasikan, Kapal Cepat Rudal (KCR), Kapal Cepat Torpedo (KCT), dan Fast Torpedo Boat (FTB).
Seluruhnya menggunakan nama-nama yang diambil dari nama-nama senjata tradisional dan hewan busa. Kapal-kapal di bawah naungan Satkat antara lain KRI Mandau (621), KRI Singa (651), KRI Todak (631), dan KRI Clurit (641).
Penomoran angka 5
Kapal yang memiliki angka 5 di lambungnya identik dengan kapal-kapal milil Satuan Kapal Amfibi (Satfib). Satfib bertugas untuk melakukan pendaratan pasukan beserta kendaraan pendukungnya.
KRI TELUK SURABAYA 591
Kapal-kapal Satfib dinamai menggunakan nama-nama teluk dan kota-kota pelabuhan di Indonesia. Seperti, KRI Teluk Jakarta (541), KRI Surabaya (591), dan KRI Teluk Peleng (535). Karena perannya sebagai kapal pendarat, Satfib mengoperasikan kapal jenis Landing Ship Tank (LST), Landing Platform Dock (LPD), dan kapal Angkut Serba Guna (ASG).
Beberapa kapal dengan nomor lambung 5, seperti KRI Teluk Ambonia (503), KRI Banda Aceh (593), dan KRI Banjarmasin (592) berada di bawah Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI AL.
Penomoran Angka 7
Angka 7 bisa ditemukan di lambung kapal di bawah kendali Satuan Kapal Ranjau (Satran) yang biasanya menggunakan nama-nama pulau kecil.
KRI PULAU RENGAT 711
Satran bertugas untuk mencari dan memusnahkan ranjau di perairan. Beberapa kapal di bawah satuan ini antara lain KRI Pulau Rengat (711), KRI Pulau Rusa (726), dan KRI Pulau Rupat (712).
Penomoran angka 8
KRI KAKAP 811
Kapal di bawah Satuan Kapal Patroli (Satrol) menggunakan nomor 8 pada lambung kapalnya. Satrol biasa menamai kapalnya dengan nama-nama ikan, seperti KRI Kakap (811), KRI Pari (849), KRI Cucut (866), dan KRI Sigurot (864).
Penomoran angka 9
Biasanya, angka 9 digunakan pada lambung kapal di yang beroperasi di Satuan Kapal Bantu (Satban). Satban menamai kapal-kapal dengan nama kota-kota penghasil minyak, seperti Arun, Karang Pilang, dan Balikpapan. Selain itu, kapal Satban juga ada yang mengunakan nama tokoh, seperti Dr. Suharso.
KRI SOEHARSO 990
Beberapa kapal yang masih beroperasi di Satban antara lain KRI Arun (902) sebagai kapal Bantu Cair Minyak (BCM), KRI Waigeo (961) sebagai kapal Bantu Umum (BU), KRI Karang Tekok (982) sebagai kapal Cepat Angkut Pasukan (CAP), dan KRI Dr Suharso (990) yang bertugas menjadi kapal Bantu Rumah Sakit (BRS).
Namun, tidak semua kapal di Satban memiliki nomor lambung. Ada dua kapal latih yang masuk dalam jajaran satuan ini, yaitu KRI Dewaruci dan KRI Arung Samudera.
Beberapa kapal dengan nomor lambung 9 juga beroperasi langsung di bawah kendali Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) TNI AL dan Dinas Hidro-Oseanografi (Dishidros).
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline