Sudah Curi Ikan Indonesia, Pemerintah China Malah Protes

Militer-China.jpg
(REUTERS)

RIAU ONLINE - Nelayan China yang nekad masuk ke wilayah perairan Indonesia untuk menangkap ikan, lalu ditangkap serta ditembak TNI Angkatan laut (TNI AL) karena berusaha kabur, kembali mendapat kecaman dari Pemerintah Negeri Tirai Bambu tersebut.

 

Kali ini, Pemerintah China menyampaikan surat protes resmi ke Pemerintah Indonesia terhadap insiden penembakan kapal nelayan mereka oleh kapal TNI Angkatan laut di perairan Natuna, Jumat, 17 September 2015 silam. China mengklaim penembakan tersebut melukai seorang anak buah kapal.

 

Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AL, Laksamana Pertama Edu Sucipto mengatakan, prajurit memang telah melepaskan tembakan peringatan kepada sejumlah kapal nelayan berbendera China dituduh mencuri ikan di perairan Indonesia, Kepulauan Natuna.

 

Baca Juga: Militer China Sulap Nelayan Jadi Mata-mata di Laut China Selatan

 

Namun demikian, tutur Edi Sucipto, TNI AL membantah tuduhan China mereka melepaskan tembakan melukai seorang nelayannya. "Angkatan Laut (Indonesia) tidak brutal," kata Edi Sucipto, dilansir dari BBC Indonesia, Senin, 20 Juni 2016. 

 

Laut China Selatan

 

Awalnya, kata Edi, TNI AL menerima laporan ada 12 kapal ikan asing diduga kapal nelayan China mencuri ikan di perairan Natuna. Ketika dikejar dan didekati KRI Imam Bonjol, lanjutnya, kapal-kapal tersebut melarikan diri.

 

Sesuai prosedur, jelasnya, KRI Imam Bonjol mengeluarkan peringatan berupa imbauan sebelum akhirnya melakukan penembakan peringatan. "Ketika dilakukan penembakan peringatan ke udara, mereka malah tetap lari, kita berikan tembakan peringatan juga di depannya. Tapi tidak berhenti juga, malah para nelayan mau memutar haluannya mengancam mau menabrak," ungkap Edi Sucipto.

 



Setelah melakukan pengejaran, satu unit kapal nelayan China dapat dihentikan. Mereka kemudian memastikan kapal dengan nomor lambung 19038 itu milik nelayan China dengan jumlah ABK ada tujuh orang.

 

"Tidak ada yang tertembak, dan sekarang semuanya sudah diamankan di Lanal Ranai," katanya.

 

Jokowi dan Presiden China

REUTERS

PRESIDEN Joko Widodo bersama Presiden China Xi Jinping, dalam suatu pertemuan kedua negara.

 

Seperti dilaporkan Kantor berita Reuters, Juru Bicara Kementerian luar negeri China, Hua Chunying mengatakan, kapal penjaga pantai China telah menyelamatkan seorang nelayan yang terluka.

 

Klik Juga: China Bikin Gara-gara Lagi di Laut China Selatan

 

Situs resmi Kemenlu Cina menyebutkan nelayan itu kemudian dilarikan ke Provinsi Hainan untuk dirawat lebih lanjut. Dimintai klarifikasi atas klaim pemerintah China tersebut, Edi Sucipto mempertanyakannya.

 

"Kalau ingat senjata yang digunakan cuma senjata 7,62 atau 12mm, mana mungkin sampai ke sana. Mereka 'kan sudah lari semua, kecuali satu (kapal) yang tidak bisa lari," kata Edi Sucipto.

 

Kemenlu China juga membenarkan satu kapal nelayanya beserta tujuh awak telah ditahan oleh TNI AL. Beijing telah membuat protes resmi kepada pemerintah Indonesia atas insiden penembakan dan penangkapan awak kapal Cina tersebut.

 

Insiden serupa pernah terjadi, Mei 2016 lalu, di mana pemerintah China berkeras kedelapan ABK dan kapal mereka beroperasi secara sah. Sementara, TNI AL menyatakan nelayan Cina itu melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Natuna.

 

Lihat Juga: 8 ABK China Ditangkap TNI AL di Natuna, China Protes

 

Dan pada Maret lalu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memanggil kuasa usaha Kedutaan Besar Cina di Jakarta sekaligus menyampaikan nota protes terkait aksi kapal penjaga pantai Cina di Laut Natuna.

 

Tetapi beberapa jam kemudian, Kementerian Luar Negeri Cina membantah bahwa kapal penjaga pantainya telah memasuki wilayah perairan Indonesia.

 

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline