RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Riau hingga kini belum menemui solusi terkait abrasi pantai di sepanjang pesisir timur Riau. Tokoh Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti Fakhruddin mengatakan, abrasi di daerah kepulauan di Riau sudah sangat menkhawatirkan, namun hingga kini tidak ada sikap dari pemerintah Riau.
"Kami ingin pemerintah memberikan solusi mengatasi abrasi yang sudah sangat mengkhwatikan," kata Fakhruddin, dihadapan pejabat Riau, saat diskusi publik, di gedung daerah, kemarin.
Fakhruddin mencontohkan, peristiwa abrasi yang hingga kini terus berlanjut di setiap kecamatan di Meranti. Deburan ombak air laut mampu mengikis 10 meter ke dalam wilayah daratan setiap tahunnya. Hal ini dikhawatirkan bakal mengancam pemukiman warga. (KLIK: Mata Uang Bersama ASEAN Sulit Tercapai)
"Kami berharap persoalan abrasi menjadi program prioritas pemerintah daerah," katanya.
Fakhruddin mengusulkan pemerintah daerah membuat batu pemecah ombak di setiap garis pantai kepulauan Meranti. Hal itu dinilai efektif mengantisipasi terjadinya abrasi yang hingga kini telah mengancam pemukiman warga. "Tolong dicari solusinya agar air tidak terus mengikis," katanya. (BACA: Jikalahari: Pangdam Jangan Marah ke Kehutanan, Coba Marah ke Perusahaan)
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengaku masih kesulitan mencari solusi persoalan abrasi yang hingga kini mengancam wilayah kepulauan di pesisir Riau.
Menurut Arsyadjuliandi, butuh biaya yang cukup mahal jika harus membuat batu pemecah ombak di sepanjang pantai tersebut. Anggaran daerah maupun provinsi tidak akan cukup bila harus membangun batu pemecah ombak. Meski demikian kata Aryadjuliandi, pihaknya telah menyampaikan persoalan abrasi ke pemerintah pusat.
"Persoalan abrasi sudah di bahas dalam pertemuan dengan badan pengelola perbatasan pusat," ujarnya.