Anggaran KONI Riau Disunat, Atlet Bisa Berlatih Tapi tidak Bisa Tanding

Anggaran-KONI-Riau-Disunat-Atlet-Bisa-Berlatih-Tapi-tidak-Bisa-Tanding.jpg
(Herianto Wibowo/Riau Online)

Reporter: Herianto Wibowo

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Riau menghadapi tantangan berat di tahun 2025 akibat pemangkasan anggaran yang signifikan.

Dari usulan awal sebesar Rp32 miliar, anggaran yang akhirnya diterima hanya Rp10,8 miliar, menyisakan banyak kegiatan penting yang tidak bisa dilaksanakan.

Wakil Ketua I KONI Riau, Khairul Fahmi, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi ini. Ia menyebut anggaran yang tersisa hanya cukup untuk kebutuhan dasar seperti dana pembinaan atlet, sementara kegiatan krusial seperti kejuaraan nasional, kejuaraan provinsi, hingga Rapat Kerja (Raker) KONI dipastikan batal.


"Kejuaraan nasional yang sebelumnya bisa memberangkatkan 10 atlet, sekarang bahkan tidak bisa memberangkatkan satu atlet pun. Kalau begini, atlet hanya latihan tanpa uji tanding. Raker yang wajib dilakukan setahun sekali sesuai AD/ART juga ditiadakan," kata Fahmi, Selasa 15 April 2025.

Menurut Fahmi, awalnya KONI Riau telah mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp32 miliar dalam APBD 2025. Namun, karena efisiensi, angka itu turun menjadi Rp25 miliar. Setelah itu, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau kembali memangkas anggaran hingga hanya menyisakan Rp10,8 miliar.

Ia pun mengkhawatirkan dampak jangka panjang dari minimnya dukungan anggaran terhadap kesiapan atlet Riau menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028.

"Contohnya cabor judo. Mereka bisa lolos PON bukan hanya dari Pra PON, tapi dari akumulasi poin kejuaraan. Kalau tahun ini mereka tidak ikut kejuaraan, maka peluang tampil di PON 2028 bisa gugur,” bebernya.

Fahmi menegaskan bahwa KONI Riau telah menyampaikan persoalan ini ke Komisi V DPRD Riau dan masih menunggu kemungkinan adanya pergeseran atau tambahan dana melalui APBD Perubahan.

"Kalau memang tidak ada juga, maka kami hanya bisa jalan apa adanya. Atlet hanya terima uang, tanpa kejuaraan. Cabor tidak bisa buat kegiatan, dan pembinaan pun jalan di tempat," tutupnya.