Pelayanan RSUD Siak Disorot Usai Tolak Pasien, Direktur: Ada Hikmahnya

Direktur-RSUD-Siak.jpg
(HENDRA DEDAFTA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, SIAK - Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tengku Rafi'an Ahmad Kabupaten Siak ramai jadi sorotan, pasca adanya penolakan pasien rujukan dari Puskesmas Dayun.

Direktur Hartini sebut ada hikmah bagi jajaran untuk mempertajam proses skrining di meja informasi. 

"Namun demikian bagi RSUD Tengku Rafian Ahmad jadi ada hikmah bagi jajarannya untuk mempertajam proses skrining di meja informasi," katanya.

Sebelumnya, pasien bernama Rani Megawati (34), warga Kampung Banjar Seminai, Kecamatan Dayun, Siak, yang  dirujuk dari Puskesmas Dayun setelah dicek oleh Bidan Puskesmas detak jantung anak di dalam kandungan sudah tidak terdeteksi. 

Berdasarkan surat rujukan itu, Rani Megawati bersama suaminya, Rifki berangkat ke RSUD Siak untuk mendapat pelayanan. Namun, sesampainya di meja informasi RSUD Rifki ditolak oleh petugas informasi dengan alasan jam pelayanan sudah tutup.  

"Kalau jam segini pelayanan memang sudah tutup, kembali lagi saja besok," ucap petugas informasi kepada Rifki. 



Rifki sempat berusaha menunjukan surat rujukan yang ia bawa dari Puskesmas, namun penjaga informasi tidak mau melihat surat rujukan yang hendak ditunjukan oleh Rifki. Hingga akhirnya Rifki dan istri pulang ke rumah tanpa mendapatkan pelayanan dari RSUD. 

Kemudian, Sabtu 27 Juli 2024, Rifki kembali ke RSUD Tengku Rafian Ahmad Siak, untuk melakukan pemeriksaan kandungan istrinya. 

Setelah mendapat pelayanan hasil pemeriksaan anak di dalam kandungan Rani Megawati dinyatakan sudah meninggal dunia. 

Sementara itu, Direktur RSUD Tengku Rafian Siak, dr. Hartini membenarkan pihaknya menerima ada pasien datang Jumat, pukul 11.30 WIB. Suami pasien menelepon direktur tapi kebetulan dirinya sedang rapat dan menjawab Rifky via pesan WhatsApp. 

"Rifky menanyakan alur poliklinik dan IGD, saya jawab sesuai aturan, kalau tidak emergency bisa besok. Saya juga berikan nomor petugas informasi tentang proses perujukan kembali," ucap dr Hartini. 

"Sayangnya petugas informasi pun tidak mengarahkan. Hingga pada akhirnya Rifki dan istri balik ke rumah tanpa mendapatkan pelayanan dari RSUD," tambahnya. 

Lanjut Direktur Hartini menyebutkan, dalam rujukannya kondisi bayi sudah meninggal dalam kandungan.

"Kita asesmen ulang di IGD dan memang meninggal dunia. Kalau dikatakan meninggal karena kelalaian itu tidak benar karena dari rujukannya didiagnosa bayi sudah meninggal di dalam kandungan," tambahnya.