Anggaran Rp 94 Miliar, Pembangunan Jembatan Panglima Sampul Dimulai 2025

Jembatan-sungai-perumbi-ambruk.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau telah menghitung anggaran pembangunan Jembatan Panglima Sampul di Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, sebesar Rp94 miliar. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau, M Arief Setiawan mengatakan, anggaran itu akan dialokasikan di APBD 2025.

"Pembangunan Jembatan Panglima Sampul dengan anggaran Rp94 miliar akan dianggarkan tahun 2025. Sesuai dengan arahan Pj Gubernur Riau," ujarnya.

Ia menjelaskan, anggaran itu digunakan untuk pembangunan jembatan baru mulai dari awal. Pasalnya, Jembatan Panglima Sampul yang telah roboh itu tidak bisa sekedar diperbaiki lagi.

"Untuk revisi DED-nya kita masukkan di APBD perubahan 2024. Karena sebelumnya kan sudah ada DED-nya, jadi itu yang kita revisi," jelasnya.

Sebelumnya, Dinas PUPR-PKPP Provinsi Riau menjanjikan pembangunan Jembatan Panglima Sampul atau Sungai Perumbi akan dibangun kembali pada tahun 2025 mendatang. 



Jembatan Sungai Perumbi yang dibangun tahun 2002 untuk menghubungkan antara Desa Alai, Kecamatan Tebing Tinggi Barat dengan Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, ambruk pada Rabu, 22 Mei 2024. 

Kepala Dinas PUPR-PKPP Provinsi Riau, M Arief Setiawan mengatakan, pihaknya sudah langsung mengecek lokasi pasca jembatan ambruk. Berdasarkan pengecekan tersebut, maka dipastikan jembatan yang runtuh tidak mungkin diperbaiki atau disambung kembali. 

"Kita sudah melihat langsung kondisi jembatan, jembatan itu tidak mungkin diperbaiki. Sehingga memang harus dibongkar. Tahun ini kita laksanakan DED-nya dan tahun 2025 pembangunannya. Kondisi besi-besi jembatan juga tidak bisa digunakan lagi, jembatan itu dibangun tahun 2002 lalu," ujarnya, Senin, 27 Mei 2024.

Ia menjelaskan, pihaknya sendiri belum memastikan penyebab jembatan sepanjang 180 meter tersebut ambruk di usia 22 tahun. 

"Tetapi kan dulu ini masih kecamatan, tak terpikir juga akan menjadi jalan lintas yang dilalui truk-truk besar. Kita belum liat DED-nya, jadi kurang tahu juga bagaimana bisa roboh padahal waktunya masih sekitar 20 tahunan. Inikan dulu jembatannya berada di Kecamatan," jelasnya.

Sementara itu, agar akses masyarakat tidak terputus, pihaknya bersama Pemkab Meranti akan membangun dermaga untuk penyebrangan warga di Sungai Perumbi.

"Kawan-kawan di kabupaten yang akan membuat dermaga. Namun, ada jalan alternatif di jalan Elak sepanjang 16 kilometer, dan dari hasil rapat terakhir akan dikerjakan Pemkab meranti," pungkasnya.