Cabai dan Bawang Merah Masih Picu Peningkatan Inflasi di Pekanbaru

Ingot-ahmad11.jpg
(Riau Online/Defri Candra)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Harga bahan pangan di pasar tradisional Kota Pekanbaru belum mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan naiknya angka inflasi di Kota Pekanbaru.

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdako Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut menyampaikan, sejauh ini pemicu inflasi di Kota Pekanbaru masih disebabkan oleh komoditas cabai dan bawang merah.

Apalagi Pekanbaru masih menyuplai stok bahan pokok dari provinsi tetangga. Naiknya harga cabai di Pekanbaru juga disebabkan bencana alam yang melanda Sumatera Barat beberapa waktu lalu.

"Bencana alam di Sumatera Barat mengganggu sentra penghasilan cabai, dan jalan longsor kemarin sempat mengganggu distribusi," bebernya.



Cabai merah di pasar tradisional masih di atas Rp 70.000 per kilogram (kg), bawang merah Rp 50.000 per kg dan bawang putih Rp 45.000 per kg. Kemudian, cabai rawit merah masih di harga Rp 80.000 per kg dan cabai rawit hijau Rp 75.000 per kg.

Ingot mengatakan, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru mulai melakukan upaya intervensi terhadap harga pasar. Selain itu, melalui Dinas Ketahanan Pangan menggelar pangan murah.

"Kita melakukan intervensi harga. Pemerintah kota sudah memulai dengan upaya gerakan pangan murah," katanya.

Pemko Sejumlah komoditi yang dijual jauh lebih murah dibandingkan harga di pasaran. Ada beberapa komoditi pangan seperti beras, minyak goreng, gula, telur ayam, bawang hingga cabai.

Tercatat, peningkatan inflasi di Kota Pekanbaru terjadi pada Mei 2024, mencapai 3,39 persen. Angka tersebut meningkat sebesar 0,07 persen dibandingkan pada bulan April 2024 lalu.