Pengungsi Rohingya Bertambah, Pemko Pekanbaru Berupaya Cari Tempat Penampungan

Pengungsi-Rohingya-Bertambah-Pemko-Pekanbaru-Berupaya-Cari-Tempat-Penampungan.jpg
(Tangkapan Layar)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pengungsi dari etnis Rohingya yang datang ke Kota Pekanbaru ternyata tidak melalui kanal Penanganan Pengungsi Luar Negeri (PPLN). Jumlah pengungsi pun terus bertambah saat ini membuat gubuk.

Kepala Badan Kesbangpol Kota Pekanbaru, Syoffaizal menyampaikan, awalnya cuma 55 orang pengungsi saja. Tapi kenyataannya saat ini bertambah lantaran pengungsi yang datang jumlahnya diluar dari Rudenim.

"Karena belum ada tempat, mereka juga datang sporadis dan tidak sesuai aturan yang ada melalui satgas PPLN pusat, kita tidak siap menerima mereka," ungkapnya, Kamis 9 Mei 2024.

Ia menuturkan bahwa pemerintah kota tidak melakukan pembiaran terhadap keberadaan etnis Rohingya. Ia memastikan proses penanganannya sedang berjalan untuk mencari lokasi penampungan sementara bagi para etnis Rohingya.

Para etnis Rohingya ini datang secara satu persatu hingga terus bertambah. Mereka sudah berada di Pekanbaru, namun saat ini kondisi community house sudah penuh.


Dirinya menegaskan bahwa pengungsi dari etnis Rohingya ini datang ke Kota Pekanbaru secara ilegal. Akibatnya, pemerintah kota tidak siap menerima kedatangan para pengungsi.

"Biasanya tim satgas PPLN pusat memberi konfirmasi kepada kita, sehingga kita di daerah siap menerima, tapi saat ini kita sedang tidak siap," jelasnya.

Pihaknya saat ini telah melakukan rapat teknis ini melibatkan Badan Kesbangpol, IOM dan UNHCR dan Satgas PPLN. Mereka akhirnya menyurati Gubernur Riau untuk membantu menuntaskan permasalahan pengungsi ini. 

"Solusi nya sudah rapat dengan melibatkan Kanwil Kemenkumham Riau. Kita menunggu arahan dari gubernur, sebab saat ini community house kita penuh, sehingga tidak tahu hendak kita tempatkan dimana para pengungsi," sebutnya.

Syoffaizal mengatakan bahwa pihaknya pernah menawarkan penempatan di lahan Kawasan Industri Tenayan (KIT). Lokasinya berada di pinggiran Sungai Siak bekas milik perusahaan.

Pemerintah kota menempatkan para pengungsi di sana karena lokasi merupakan aset pemerintah. Ada opsi lain dengan mendirikan tenda khusus bagi pengungsi.

"Bukan dengan mendirikan tenda liar, intinya pemerintah kota melalui satgas PPLN sudah berupaya, tapi community house penuh dan pengungsi terus berdatangan, maka kita libatkan seluruh satgas PPLN, UNHCR, Rudenim dan IOM," tandasnya.