Berdiri Sejak 1996, Murid SMKN 2 Rambah Sudah 10 Tahun Belajar di Ruang Kelas Tak Layak

Kondisi-ruang-kelas-SMKN-2-Rambah.jpg
(Winda Mayma Turnip/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Berdiri sejak tahun 1996, SMK Negeri 2 Rambah yang berlokasi di Jalan Diponegoro KM 6, Desa Suka Maju, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) Provinsi Riau, kini dalam kondisi membutuhkan bantuan revitalisasi atau pembangunan gedung sekolah segera. 

Hal ini dikarenakan, sejumlah ruang kelas yang seharusnya menunjang siswa menuntut ilmu dan meraih prestasi, justru dalam kondisi tidak layak dan mengkhawatirkan.

Berdasarkan pantauan RIAU ONLINE, dinding kelas tampak retak, kondisi plafon, kursi dan meja lapuk termakan usia, hingga perlengkapan alat belajar seperti papan tulis, spidol dan lainnya telah sangat wajar untuk diganti.

Wakil Kepala Sarana dan Prasarana SMK Negeri 2 Rambah, Irwin Azhar, mengatakan, kondisi ruang kelas rusak ini sudah terjadi sejak 10 tahun lalu. Namun, anggaran yang diperlukan untuk merevitalisasi gedung dengan sejumlah ruang kategori rusak berat tersebut belum bisa dikucurkan. 

"Kondisi gedung A sekolah kita ini sudah rusak sejak 10 tahun lalu. Sekarang kondisinya rusak berat, kita sudah beberapa kali mengajukan anggaran untuk perbaikannya," ujarnya.

Ia menjelaskan, pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan PUPR memang sudah pernah mengucurkan anggaran bagi sekolah tersebut. Namun, dikarenakan jumlahnya tidak mencukupi untuk merevitalisasi gedung A kategori rusak parah secara maksimal, maka anggaran yang dikucurkan dialihkan untuk perbaikan gedung B dan laboratorium.


"Tahun 2019 SMK 2 ada dapat anggaran, tetapi anggaran itu cukup untuk perbaikan laboratorium. Kita juga sangat butuh ruang laboratorium saat itu. Tahun ini juga kita kembali mengajukan anggaran untuk Gedung A ini, mudah-mudahan anggaran bisa diturunkan," jelasnya.

Selain di SMK Negeri 2 Rambah, sejumlah sekolah juga mengalami permasalahan ruang kelas rusak, seperti plafon bocor dan keramik sekolah atau kaca jendela yang sudah bolong.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau, Tengku Fauzan Tambusai mengatakan, pihaknya mengakui banyak sekolah rusak yang membutuhkan anggaran perbaikan di daerah-daerah di Provinsi Riau.

Untuk itu, pihaknya meminta agar pihak sekolah tidak ragu-ragu mengisi data Dapodik sesuai keadaan sekolah yang sebenarnya. Ia memastikan, data dapodik tidak lagi menjadi acuan utama untuk akreditasi sekolah.

"Kepada kepala sekolah, tolong isi data dapodik dengan sebenar-benarnya, jangan dimanipulasi. Memang dulu, data ini adalah acuan untuk akreditasi, sekarang tidak lagi, data ini adalah acuan bagi Kementerian untuk menentukan pengucuran anggaran ke sekolah di daerah," jelasnya.

Sementara itu, ia juga menyebutkan bahwa Disdik Riau kini telah memiliki Kantor Cabang untuk mengcover masing-masing kabupaten/kota. Fungsi kantor cabang ini, salah satunya adalah untuk memantau kebutuhan sekolah dan melaporkannya kepada Disdik Riau.

"Kemarin juga Kantor Cabang ini, sudah pergi ke Rohul dan melakukan peninjauan sekolah-sekolah yang nantinya akan kita laporkan (ke pusat) agar apa yang dibutuhkan sekolah tersebut, bisa segera kita salurkan," pungkasnya.