RIAU ONLINE, PEKANBARU - Orang tua korban dugaan pencabulan yang terjadi di TK An Namiroh 17 menyebut anaknya mengalami trauma berat.
Menurut orang tua korban, DF, anaknya kini menjadi gampang emosi, membangkang, dan sering menghancurkan , tidak mau dikasih tahu, susah menurut, melawan, benda-benda di rumah.
"Perilaku anak saya sekarang lebih sering membangkangemosian, memukul, menghancurkan dan melempar apa yang ada," ujar DF, Senin, 15 Januari 2024.
DF menyebut anaknya terkadang juga melakukan hal-hal aneh yang membuat pihak keluarga prihatin.
"Sebelumnya ia tidak ada bersikap seperti ini, bahkan adiknya sering jadi pelampiasan jika semua permintaan tidak dituruti," terang DF.
Selain itu, kata DF, anaknya mendapat ancaman dari terduga pelaku yang merupakan teman sekelasnya di TK
"Dari pengakuan anak saya juga, ada mendapat ancaman dari pelaku. Jika anak kami tidak mau membuka celana, tidak mau menuruti permintaan, pelaku tidak mau berteman dengan anak dan bahkan memusuhi anak saya," pungkasnya.
Sementara itu, pihak sekolah berdalih bahwa korban dan pelaku hanya dalam konteks bermain.
"Itu sudah ditangani oleh perlindungan anak, bahwa itu anak konteksnya hanya bermain, udah visum juga,” kata Kepala Sekolah An Namiroh 17, Pinkan Lilis Setiawati, Sabtu, 13 Januari 2023 malam.
"Hasilnya normal dan tidak ada masalah. Harusnya masalah ini sudah selesai, tapi kalau mau bukti visum ada di kantor polisi itu," ujar
Lilis Setiawati juga mengatakan bahwa pihaknya telah menangani kasus tersebut sesuai prosedur.
"Kita juga sudah ke PPA anak, jadi udah diproses semuanya, namanya umur anak TK itu belum ada hal - hal mengarah ke situ, anak-anak hanya bermain," paparnya.