Masyarakat Pekanbaru, Waspadai DBD di Tengah Musim Hujan dan Banjir

Ilustrasi-DBD2.jpg
(kumparan)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Hujan dengan intensitas sedang hingga deras masih mengguyur Kota Pekanbaru pekan ini. Banjir dan genangan air kerap muncul di kawasan pemukiman masyarakat hingga jalan protokol.

Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun mengimbau masyarakat membersihkan lingkungan sekitar saat musim hujan. Pasalnya, lingkungan yang banjir menjadi sumber nyamuk demam berdarah. 

"Saat musim hujan, saya mengimbau masyarakat membersihkan kawasan sekitar rumah. Buang kaleng-kaleng yang bisa menjadi sarang nyamuk guna mencegah demam berdarah," kata Muflihun, Kamis 28 Desember 2023.

Dirinya menyebut, satu penyebab banjir adalah banyak drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini terjadi karena banyaknya sampah yang menyumbat drainase tersebut.

Muflihun mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Ia tidak ingin jumlah sampah di dalam drainase malah semakin bertambah.


Masyarakat bisa berpartisipasi membersihkan drainase depan rumah maupun yang ada di depan ruko. "Kita tentu tidak ingin banjir terus terjadi, maka kami imbau agar bisa ikut membersihkan drainase di lingkungannya," tuturnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) hingga paling banyak diderita anak-anak dan remaja. Kasus DBD mencapai 257 kasus menjelang akhir tahun ini. 

"Mereka yang terjangkit DBD tidak hanya anak-anak dan remaja. Tapi, pasien DBS juga ada yang berusia produktif yakni dari 25 tahun hingga 44 tahun," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy.

Zaini mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan agar nyamuk Aedes Aegypti tidak berkembang biak di lingkungan sekitar.

"Kasus DBD paling banyak kami dapati di Kecamatan Marpoyan Damai. Ada puluhan kasus DBD di wilayah tersebut selama sebelas bulan ini," bebernya.

Total kasus DBD di Kecamatan Marpoyan Damai mencapai 44 kasus. Kecamatan lainnya yang terbilang tinggi kasus DBD yakni Payung Sekaki 34 kasus dan Tenayan Raya 31 kasus.