Tasya Ulfa Yusianda, putri Riau penerima Beasiswa Prestasi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jenjang Magister (S2) yang akan diberangkatkan menempuh pendidikan di Amerika Serikat (AS)
(Dok. PHR)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Senyum Tasya Ulfa Yusianda merekah saat tahu dirinya menjadi salah satu penerima Beasiswa Prestasi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jenjang Magister (S2) yang akan diberangkatkan menempuh pendidikan di Amerika Serikat (AS). Tasya bahkan spontan berkata hal yang memang dia impikan sejak remaja ini harus tetap hidup dan siap untuk diwujudkan.
Tasya, putri kelahiran Pekanbaru ini merupakan lulusan sarjana (S1) Teknik Kimia Universitas Indonesia (UI). Begitu mendapat informasi PHR bermitra dengan Pertamina Foundation (PF) membuka peluang Beasiswa Prestasi PHR Jenjang S2 khusus ‘anak’ Riau ini pada medio 2023 lalu, dia langsung mendaftar. Berbagai proses dia jalani, mulai dari seleksi administrasi, Tes Potensi Akademik (TPA), wawancara latar belakang peserta, dilanjut dengan mentoring dan coaching (pelatihan) dari pekerja PHR dan membuat proposal terkait gagasan soal minyak dan gas (migas), hingga tahap akhir yakni presentasi konsep pemikirannya soal migas di depan para ahli.
Semua tahap itu dia lewati, meski harus bersaing dengan 185 putra-putri terbaik Riau lainnya.
“Alhamdulillah, kabar baik datang, dan saya dinyatakan sebagai salah satu dari dua orang yang meraih Beasiswa Prestasi dari PHR,” ucapnya.
Tasya mengaku dirinya memang bermimpi untuk bisa menjamah ilmu di luar negeri, terlebih di Negeri Paman Sam. Mimpi itu tumbuh dan dirawat sejak remaja.
“Karena saya tumbuh di provinsi penghasil minyak terbesar di Indonesia, tentu ada keinginan nantinya bisa belajar dan bekerja di bidang migas. Saya ingin belajar, berperan aktif dan menjadi profesional di bidang migas,” ujarnya.
Pengagum Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati ini paham betul, bahwa tak mudah mewujudkan mimpi tersebut. Seperti pengakuan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Burhami Yusuf dan Wan Susi Yulianti ini, kondisinya menjadi terasa lebih sulit ketika ayah tercinta meninggal dunia.
“Saya harus mengupayakan sendiri apa yang menjadi mimpi saya dan orang tua saya, dengan sekolah sebaik mungkin. Hanya itu jalan saya,” kenang Tasya.
Dan benar, Tasya mulai membuktikan tekadnya. Ia menempuh pendidikan di SMA dengan program percepatan dan melanjutkan jenjang S1 dengan jurusan Teknik Kimia di UI. Setelah menjadi alumnus ‘Kampus Perjuangan’, Tasya memulai perjalanan karirnya di sebuah bank swasta. Dia merasa, apa yang dijalaninya hingga kini merupakan bentuk keberuntungan yang dia raih dari kerja kerasnya.
“Saya sadar, keberuntungan kecil sekalipun, sesungguhnya merupakan hasil dari usaha dan kerja keras. Saya jadi belajar untuk lebih mengapresiasi pencapaian saya dan selalu mempersiapkan diri untuk hal yang akan datang,” katanya.
“I am looking for the opportunities to develop in both academics and non-academics, give my best contribution, and always responsible for every task i undertake. (Saya mencari kesempatan untuk berkembang baik di bidang akademik maupun non akademik, memberikan kontribusi terbaik saya, dan selalu bertanggung jawab dalam setiap tugas yang saya jalani),” ucapnya lugas.
Tasya pun terkenang akan sosok ayahnya yang telah tiada. Apa yang dia lakukan ini, dia dedikasikan untuk sang ayah.
“Saya ingin sekali papa tersenyum bangga melihat putrinya dapat mengejar cita-citanya,” ujar Tasya.
Kini, setelah dinyatakan sebagai peraih Beasiswa Prestasi PHR S2, Tasya memilih untuk berkuliah di Texas A&M University dengan jurusan Master in Science Chemical Engineering.
“Semoga kuliah saya lancar dan bisa menyerap ilmu yang diberikan. Saya janji akan kembali ke Riau. Saya akan pulang ke Riau untuk mengabdi di tanah kelahiran saya dan negara saya,” katanya.