Sudah Sering Ditertibkan, Gepeng Masih Marak di Pekanbaru

Gepeng-di-sudut-Kota-Pekanbaru.jpg
(LARAS OLIVIA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Keberadaan gelandangan dan pengemis atau gepeng di Kota Pekanbaru masih kerap terlihat di ruas jalan yang ramai dilalui pengendara. Para gepeng ini tidak cuma meminta-minta, ada yang menjadi badut, silver man, atau menjajakan tisu.

Kondisi ini membuat masyarakat kian resah karena kerap menjumpai gepeng yang meminta-minta tanpa kenal waktu. Tidak cuma di persimpangan lampu merah, gepeng juga kerap ditemui di sejumlah pusat perbelanjaan, pusat toko oleh-oleh, SPBU, ritel, atau rumah makan.

Gepeng tersebut banyak melakukan aksinya di persimpangan jalan dan tempat keramaian, seperti terlihat di Simpang Mal SKA, Simpang Jalan Jenderal Sudirman-Nangka, di bawah terowongan penyeberangan antara Mall SKA dan Living World, Simpang Tiga Tabek Gadang.

Kemudian di Simpang Tiga Jalan Diponegoro - Gajah Mada, Simpang Empat Jalan Soekarno-Hatta - Durian, Simpang Tiga Jalan Kaharuddin Nasution - Tengku Bey, Simpang Empat Panam, serta Simpang Tiga Soekarno-Hatta - Kaharuddin Nasution atau simpang Arhanud. 

"Sepertinya makin banyak gepeng ini ya di Pekanbaru, di setiap jalan dan setiap waktu ada. Pemerintah mestinya perhatikan ini," ujar Aulia, karyawan swasta yang sering melewati simpang tiga mal SKA, Minggu 26 November 2023.


Para gepeng secara terang-terangan meminta dan mengulurkan tangannya kepada orang lain agar mendapat belas kasihan. Ada juga yang menjadi pengatur lalu lintas ilegal atau pak Ogah, meminta-minta sambil menggendong bayi. Mirisnya, tidak sedikit pula gepeng tersebut merupakan anak-anak usia sekolah.

Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pekanbaru, memastikan terus melakukan razia terhadap gepeng. Namun saat petugas melakukan razia, gepeng kerap kucing-kucingan atau menghindar ketika hendak dirazia.

"Kami rutin melaksanakan razia, baik di lampu merah maupun persimpangan. Tapi pada saat razia, gepeng ini tidak ada. Ketika kita sudah pergi, mereka muncul," ujar Kepala Dinsos Kota Pekanbaru Idrus.

Ia menyampaikan, pihaknya sudah merazia hingga 60 orang gepeng. Jumlah ini menurutnya jauh berkurang dari tahun lalu yakni sebanyak 245 orang gepeng yang sudah amankan.

Terhadap para gepeng yang sudah dijangkau, mereka akan dibawa ke shelter Dinas Sosial untuk kemudian didata dan diberi penyuluhan. 

"Setelah itu mereka juga membuat pernyataan untuk tidak kembali ke jalanan. Pendataan dilakukan guna mengetahui identitas dan asal usul para gepeng dan badut jalanan," jelasnya.

Ia menyebut, banyaknya gepeng di Pekanbaru karena ada yang berasal dari luar daerah seperti dari kabupaten/kota tetangga dan bahkan dari luar provinsi. Mengantisipasi menjamurnya gepeng, Idrus mengimbau masyarakat jangan memberi sumbangan di jalanan.