Riau hingga Sumbar Bakal Diguyur Hujan Lebat Hari Ini

Ilustrasi-hujan6.jpg
(Foto: Istimewa via kumparan)

RIAU ONLINE - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini akan potensi hujan yang berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Provinsi Riau, Minggu, 26 November 2023.

Selain Riau, BMKG menyebut hujan lebat juga berpotensi mengguyur Sumatera Barat (Sumbar), Suamtera Utara, Sumatera Selatan, Aceh, Kepulauan Riau, Bengkulu, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung. Kemudian Banten, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimatan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan.

Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Menurut BMKG, pada November dasarian III 2023 umumnya diprediksi curah hujan berada di kriteria rendah hingga menengah (0-150 mm/dasarian).

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menyampaikan imbauan BMKG kepada masyarakat untuk mewaspadai peningkatan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan.


"Kondisi cuaca dan iklim di seluruh wilayah Indonesia saat ini menunjukkan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia," katanya.

Ia mengemukakan beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia, di antaranya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini mulai memasuki wilayah Indonesia bagian barat.

"MJO diprediksikan dapat terus aktif di sekitar wilayah Indonesia hingga periode Dasarian I Desember 2023, dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia," paparnya.

Ia menambahkan, fenomena gelombang Equatorial Rossby (ER) juga terpantau aktif di sebagian wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur hingga periode akhir Dasarian III November 2023.

Fenomena lainnya yakni penguatan monsun Asia, terlihat dari adanya indikasi penguatan angin lapisan atas dari wilayah Laut China Selatan hingga lebih dari 25 knot (47 km/jam).

Kemudian, anomali positif Suhu Muka Laut di wilayah Laut China Selatan, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, dan Laut Sulawesi hingga tiga derajat Celcius menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan.(ANTARA)