RIAU ONLINE, PEKANBARU - Memasuki tahap Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, kaum milenial dan generasi Z berada di posisi penting dalam menyuarakan pilihannya.
Menurut data yang dilansir RIAU ONLINE pada 22 Oktober 2023, generasi muda berusia 22-30 tahun akan mendominasi pemilih secara nasional, dengan porsi 56 persen, atau sekitar 114 juta pada pemilu 2024 mendatang. Separuh dari mereka akan menjadi pemilih pemula.
Pemilih pemula menjadi kelompok pemilih yang baru menggunakan hak pilihnya karena, sudah berumur 17 tahun atau sudah menikah. Jumlahnya sangat banyak, bahkan di atas 50 persen dan sangat potensial jika digarap secara serius oleh partai politik.
Dilihat pada hasil survei program analytic fellowship Maverick Indonesia, mensurvei 722 responden, hasil survei menunjukkan hanya 24 persen ketertarikan kaum milenial dan generasi Z dalam isu sosial-politik dan berada pada urutan kedua, selebihnya pada urutan pertama yang tertarik pada film dan serial Tv.
Sikap generasi muda terhadap politik saat ini mendapat perhatian dari pengamat politik Panca Setyo Prihatin. Panca menyebut sikap generasi muda yang masih tak acuh terhadap isu politik merupakan tanggung jawab dari partai politik (parpol).
"Karena memang salah satu fungsi parpol adalah melakukan pendidikan politik, memberikan edukasi dan membangun pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara," ujar Pengamat Politik Panca Setya, Senin 30 Oktober 2023.
Menurutnya, partai politik masih lemah dalam melakukan upaya untuk membangun kepedulian pemilih pemula untuk memandang pemilu dan agenda politik lainnya sebuah titik penting demi perubahan dan menentukan nasib masa depan bangsa ke depan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, hal ini menjadi masalah besar sebab, sikap apatisme generasi milenial yang hidup di zaman serba instan dan dengan mudah mengakses informasi dari berbagai sumber.
"Harusnya parpol saat ini gencar melakukan sosialisasi politik karena, ini menjadi tanggung jawab kolektif parpol, yang saya lihat hanya KPU yang gencar melakukan sosialisasi," jelasnya.
Sebagai pemilih pemula, Panca Setyo mengatakan, hal yang menjadi pertimbangan pemula yakni rekam jejak, moralitas dan program yang akan dilaksanakannya.
"Pertama rekam jejak, itu sangat penting kalau rekam jejak buruk jangan sekali-sekali dipilih. Kedua, moralitas, apakah yang calon tersebut punya moral yang baik atau tidak? Ketiga, punya program yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda," pungkasnya.
Artikel ini ditulis Novrika, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE