RIAU ONLINE, PEKANBARU - Provinsi Riau dikepung kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam beberapa hari terakhir. Kualitas udara di Kota Pekanbaru kian memburuk.
Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Indra Yovi mengatakan Kota Pekanbaru berada di urutan ketiga di Indonesia dengan kualitas udara terburuk.
"Jika dihitung per pagi ini, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di angka 160 PM2,5 atau menunjukkan tidak sehat. Pekanbaru berada di urutan nomor tiga. Nomor satu ada Palangkaraya dan Palembang di nomor dua," ujar dr Indra Yovi kepada RIAUONLINE.CO.ID, Rabu, 4 Oktober 2023.
Yovi menyebutkan ISPU di Kota Pekanbaru menunjukkan kualitas udara terburuk dan berbahaya pada Minggu, 1 Oktober 2023 lalu.
"Seharusnya pemerintah kota dan pemerintah provinsi harus update setiap hari dan rutin menginformasikan kepada masyarakat berapa tingkat kualitas udara di Pekanbaru atau di daerah lain," terang Yovi.
Dengan begitu, kata dia, masyarakat dapat memperkirakan atau membatasi aktivitas di luar ruangan.
"Untuk anak-anak sekolah, dianjurkan kembali untuk menggunakan masker. Kurangi aktivitas di luar ruangan," tambahnya.
Menurut Yovi, mencegah terjadinya karhutla di Bumi Lancang Kuning menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi kondisi udara yang buruk saat ini.
"Jangan sampai ada Karhutla di Provinsi Riau," tutupnya.
Karhutla memang masih menjadi ancaman terbesar di Provinsi Riau dan sejumlah daerah lainnya di Sumatera. Ribuan titik panas masih terpantau di Sumatera hingga pagi ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pagi ini mendeteksi 1.262 titik panas (hotspot) di Sumatera. Sedikitnya, ada 21 titik panas yang tersebar di enam kabupaten di Provinsi Riau.
"Rinciannya, di Rokan Hulu dan Indragiri Hulu masing-masing 6 titik, Kuantan Singingi 4 titik, Kampar 3 titik, serta Pelalawan, dan Indragiri Hilir masing-masing 1 titik," ujar Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru, Mia Vadilla.
BMKG mencatat sebagian besar titik panas berada di Sumatera Selatan dengan angka mencapai 843 titik. Kemudian, Sumatera Barat yang mengalami peningkatan signifikan yakni 173 titik panas. Disusul Lampung 102 titik, Bangka Belitung 75 titik, Jambi 36 titik dan Bengkulu 12 titik.