Gembel dan Pengemis di Pekanbaru Berkurang, Banyak yang Dipulangkan ke Kampung

Gepeng3.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Keberadaan gembel dan pengemis (gepeng) di Kota Pekanbaru masih kerap terlihat di ruas jalan yang ramai dilalui pengendara. Para gepeng ini tidak cuma meminta-minta, ada yang menjadi badut, silver man, atau menjajakan tisu.

Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, melalui Dinas Sosial (Dinsos) telah melakukan pendataan terhadap para gepeng. Mereka mengklaim jumlah gepeng saat ini jauh berkurang dibandingkan tahun lalu.

Kepala Dinsos Kota Pekanbaru Idrus mengatakan bahwa pada tahun 2022 lalu ada sekitar 245 orang gepeng diamankan Dinsos. Sementara pada tahun ini hanya sekitar 60 orang lebih. 

"Tahun 2022 kemarin 245 orang, tapi tahun ini sampai sekarang baru sekitar 60 orang, berarti ini banyak yang berkurang. Dulu itu kita antarkan pulang kampung semuanya, sebelumnya kita buatkan pernyataan, perjanjian. Bisa jadi ini yang memicu mereka tidak turun lagi," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, para gepeng yang ditangkap tidak hanya sekedar ditanya tentang asal usul, namun juga menggali bakat mereka. Idrus menyebut, banyak gepeng berasal dari dari luar daerah, seperti dari kabupaten/kota tetangga dan bahkan dari luar provinsi.



"Kalau yang kita dapati itu orang luar, khusus kabupaten tetangga kita yang antar pulang. Tapi kalau mereka dari luar provinsi kita serahkan ke Dinas Sosial provinsi yang ngantar. Tapi kalau KTP Pekanbaru, inilah yang kita lakukan asesmen dan kita lakukan pembinaan hingga dikasih modal awal usaha," jelasnya.

Idrus mengatakan, pihaknya setiap hari melakukan penjangkauan atau razia terhadap gepeng dan badut jalanan. Mereka diminta untuk tidak lagi beraktivitas di jalanan maupun persimpangan jalan.

"Setiap hari kita lakukan penjangkauan. Bahkan sampai kita turun tiga kali dalam satu hari," tuturnya.

Menurutnya, setelah dijangkau mereka dibawa ke shelter Dinas Sosial untuk kemudian didata dan diberi penyuluhan. Setelah itu mereka juga membuat pernyataan untuk tidak kembali ke jalanan.

Pendataan dilakukan guna mengetahui identitas dan asal usul para gepeng dan badut jalanan. Hal ini juga memudahkan pencarian jika sewaktu-waktu memerlukan mereka. Pihaknya juga mengantisipasi agar mereka tidak berbuat aksi kriminalitas.