Kabut Asap Kepung Pekanbaru, Masyarakat Mulai Diserang Batuk dan Flu

Warga-beli-obat-di-apotek.jpg
(Annisa/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat di Kota Pekanbaru.  

Hal itu disampaikan pemilik Apotek Insan Farma Jalan HR. Soebrantas, Titi (28). Ia menyebut sejumlah warga berdatangan ke apotek untuk membeli obat batuk, demam, dan flu. 

"Memang cuaca beberapa hari ini tidak sehat. Jadi kebanyakan membeli obat batuk, demam, sama flu. Kalau masker sih belum terlalu kali. Hanya bagi yang memerlukan saja. Tidak seperti kabut asap sebelumnya yang pernah terjadi," ujarnya kepada RIAU ONLINE, Rabu 4 Agustus 2023. 

Meski saat ini sangat dibutuhkan, Titi mengaku tidak ada kenaikan harga pada masker yang dijualnya. 

"Untuk harga masker pun kami masih stabil. Kebanyakan yang membeli masker buat harian saja bukan karena kabut asap. Kalau untuk ketersedian tabung oksigen yang besar harganya Rp 400 ribu, sementara tabung oksigen portable Rp 50 ribu," tambahnya. 

Titi berharap kualitas udara di Kota Pekanbaru segera membaik. Sebab jika daya beli masker, menurutnya harganya juga akan ikut melambung.

"Kita jadi repot mengenai kenaikan harga. Itu yang bikin kita bingung. Soalnya ada orang beli, pasti nanya kenapa harganya naik. Padahal memang harga dari pihak distributor dan pusatnya langsung," tandasnya.


Sementara, pegawai Apotek Assyafni di Jalan Garuda Sakti, Sintia (22) mengatakan akhir-akhir ini kualitas udara memang cukup buruk sebab kabut asap kian parah.

"Anak-anak sekolah sudah diwajibkan memakai masker dan kita juga sekarang kemana-mana harus memakai masker," tuturnya.

Ia menyebut, apalagi peraturan wajib memakai masker sudah diterapkan sejak Senin lalu. Namun, ketersediaan stok masker di apoteknya masih terpenuhi.

"Sebagian masker belum datang, tapi kami sudah ada persiapan jauh-jauh hari. Untuk harga masker sendiri merk sensi isi 3 Rp 10 ribu. Masker yang biasa Rp 1.000 per pcs dan masker merk Kf94 kita jual dengan harga Rp 17 ribu," jelasnya.

Meski demikian, pihaknya belum menyediakan tabung oksigen ukuran besar seperti di rumah sakit. Saat ini, hanya ada jenis tabung oksigen portable. 

"Khusus tabung oksigen portable di sini tidak diperjual belikan. Sebab ini apotek sekaligus klinik dokter umum. Hanya untuk mereka saja yang berobat dan ingin memakai. Kami berharap semoga kondisi ini cepat ditangani sebelum makin parah menyebar kemana-mana," pungkasnya.

Artikel ini ditulis Annisa, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE