Sederet Putra Daerah Riau Dianugerahi Gelar Adat Melayu, Siapa Saja?

Gedung-LAM-Riau1.jpg
(Abimasarmansyah/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal, dianugerahi gelar adat Melayu oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau. Kapolda Riau secara resmi digelari Datuk Sri Jaya Perkasa Setia Negeri sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya berkiprah di Bumi Melayu Riau. 

Selain Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal, sejumlah tokoh dan Putra Riau juga dianugerahi gelar adat Melayu sebagai bentuk penghargaan atas prestasi dan mengharumkan Bumi Lancang Kuning.

Berikut sejumlah gelar adat Melayu yang dianugerahkan kepada para tokoh Riau:

Datuk Setia Perkasa

Sosok Wasnury Marza, seorang Putra Riau yang telah malang melintang di dunia seni tari di Bumi Lancang Kuning berhak menerima gelar Datuk Setia Perkasa.

Berkembangnya kesenian tari di Tanah Melayu Riau tidak terlepas dari peran Wasnury Marza. Kiprahnya amat dikenal lantaran begitu sering mengharumkan nama Riau di pentas nasional hingga internasional.

Berikut tari ciptaan Wasnury Marza:

  1. Tari basolang di Rengat, Juara Festival tari se-provinsi Riau Tahun 1970

  2. Tari Rebung Berbunga dari Talang Mamak.

  3. Tari Rentak Bulian, Talang Mamak. Pernah keliling dunia bersama Tim Kesenian Riau, mulai dari Prancis, Spanyol, Jerman, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Kunming China.

  1. Tari Putri Berandam.

  2. Tari kolam loyang.

  3. Sendra Tari Rakit Kulim

  4. Tari Jogi.

Datuk Sri Orang Kaya Setia Budaya

OK Nizami Jamil, adalah sosok yang menerima gelar Datuk Sri Orang Kaya Setia Budaya. OK Nizami Jamil merupakan seorang budayawan dan sastrawan Riau.

Mantan Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau itu dianugerahi gelar kehormatan itu lantaran dinilai membantu mengembangkan kebudayaan Melayu. 

Sejumlah Karya Nizami Jamil di antaranya Kitab Sejarah Riau, Pencipta Tari Persembahan Melayu Riau Tahun 1957, Negeri Siak Tanah Kelahiranku (Autobiografi Anak Kampung Dalam), Selayang Pandang Antropologi Riau, Adat Perkawinan Daerah Riau, Transportasi dan Analisis Bab Al-Qawa'id Tata Pemerintah Kerajaan Siak, Kitab Sejarah Kerajaan Siak, dan masih banyak lagi.



Datuk Sri Lela Budaya 

Gelar Datuk Sri Lela Budaya merupakan anugerah gelar adat yang diberikan kepada Rida K. Liamsi atas perannya dalam memajukan kebudayaan Melayu dalam berbagai bidang. Rida adalah seorang sastrawan, guru dan juga pewarta. Beberapa karya dari Rida K. Liamsi, yakni Tempuling (kumpulan sajak), Perjalanan Kelekatu (Kumpulan Puisi), Bulang Cahaya (Novel), Rose (Kumpulan Puisi Dwibahasa), Matahari Samudra Kata (Kurator Antalogi Puisi), Megat (Novel) dan lainnya.

Datuk Seri Ulama Setia Negara

Datuk Seri Ulama Setia Negara merupakan gelar pertama yang diberikan LAM Riau kepada ulama asal Bumi Lancang Kuning, Ustaz Abdul Somad (UAS). 

UAS dinilai berhak dianugerahi gelar kehormatan tersebut karena perannya menyatukan umat dan menjadi harapan untuk memperbaiki watak bangsa, serta senantiasa memegang teguh adat istiadat Melayu.

Datuk Lela Setia Negara

Letjen (Purn) Syarwan Hamid menjadi nama berikutnya yang dianugerahi gelar Adat Melayu Riau. Gelar Datuk Lela Setia Negara disandang Syarwan Hamid karena jasa-jasa, dan kebanggaan masyarakat adat Melayu Riau terhadap karir cemerlangnya. 

Syarwan merupakan anak jati dan kebanggan Melayu Riau sebab karir cemerlangnya di lingkungan militer maupun di lingkungan jabatan sipil. 

Datuk Setia Amanah Masyarakat Adat Melayu Riau

Anugerah Gelar adat ini diberikan kepada Brigjen TNI (Purn) Saleh Djasit atas jasanya sebagai Gubernur Riau Periode 1998-2003.

Saleh Djasit dinilai berjasa karena telah memperjuangkan penetapan Perda Provinsi Riau Nomor 36 tahun 2001 tentang Visi Riau yang menjadi payung kebijakan untuk mewujudkan "Provinsi Riau sebagai Pusat Perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan batin di Asia Tenggara tahun 2020". Saleh Djasit juga menerima penghargaan adat Ingatan Budi.

Datuk Sri Lelawangsa

Datuk Sri Lelawangsa merupakan anugerah gelar adat yang diberikan kepada Mayor Jenderal TNI (Purn) Imam Munandar. Datuk Sri Lelawangsa memiliki makna Panglima Perkasa Pelindung Bangsa.

Imam akrab dengan panggilan Pak Lung (yang dituakan) merupakan Gubernur ke-5 Riau yang menjabat selama dua periode, namun sebelum genap periode keduanya, imam wafat pada 21 Juni 1988. 

Datuk Seri Jaya Perkasa Setia Negeri

Datuk Seri Jaya Perkasa Setia Negeri juga disandang Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal. Gelar ini diberikan sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya berkiprah di Bumi Melayu Riau. 

Mohammad Iqbal dinilai sebagai sosok panutan masyarakat, meluruskan yang bengkok, mengingatkan yang lupa dan dianggap menjadi seorang Datuk tempat keruh dijernihkan, hukum dijalankan, dan tempat adat ditegakkan.

Datuk Seri Setia Amanah

Gubernur Riau Syamsuar menjadi sosok petinggi Riau berikutnya yang dianugerahi gelar adat. Syamsuar digelari Datuk Seri Setia Amanah

Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Bupati Siak selama dua periode sejak 2011 hingga 2019 setelah menjabat Wakil Bupati Siak periode 2001-2006.

Datuk Sri Pujangga Utama

Sutardji Calzoum Bachri mendapatkan anugerah gelar adat Datuk Sri Pujangga Utama. Sutardji merupakan seorang penyair kontemporer terkemuka Indonesia. Selain gelar Datuk Sri Pujangga Utama, ia juga mendapat julukan sebagai Presiden Penyair Indonesia. Melalui karya-karyanya telah mengukuhkan kembali kebudayaan Melayu sebagai kebudayaan penting di Indonesia dan Asia. 

Sutardji juga dikenal dengan ungkapan "Kredo Puisi" yang menyatakan bahwa kata-kata harus terbebas dari pengertian dan beban ide. Kredo Puisi memberikan pemahaman pembaca terhadap karya sajak dan sikap penyairnya. 

Berikut beberapa karya Sutardji: 

1. 0, Kumpulan Puisi (1966-1973)

2. Kucing (1973)

3. Aku datang padamu

4. Perjalanan kubur David copperfield

5. Realities Tanah Air, dan lainnya.

Masih banyak lagi putra dan putri daerah Melayu yang mendapatkan anugerah gelar adat seperti Datuk Seri Timbalan Setia Amanah yang diberikan kepada Wan Thamrin Hasyim, Datuk Seri Amanah Masyarakat Adat Melayu Riau yang disandang Arsyadjuliandi Rachman, 

Kemudian, gelar Datuk Seri Indera Perkasa Negeri yang disandang Brigadir Jenderal TNI (Purn) Arifin Achmad, dan Datuk Seri Wira Kesuma terhadap Wan Abu Bakar dan Fadlah Sulaiman.

Artikel ini ditulis A.Bimas Armansyah, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE