RIAU ONLINE, PEKANBARU - Musim kemarau di Kota Pekanbaru membuat petani sayur di Jalan Kartama daerah Pemakaman Sukosari mengeluh lantaran gagal panen.
Menurut pantauan RIAU ONLINE, Jumat 29 September 2023, sejumlah sayur tampak menghitam akibat tanah yang kering. Sayuran yang rusak di antaranya kangkung, bayam dan selada.
Petani Sayur di area Pemakaman Sukosari, Mundofir (43), mengatakan cuaca saat ini sangat berdampak, terutama pada pertumbuhan sayur, sebab harus rutin disiram.
Menurutnya jika musim kemarau tiba, tanah jadi lebih cepat kering sehingga sayuran tidak dapat tumbuh dengan baik.
"Sedangkan untuk siraman itu kadang waktunya tidak sempat, kita harus rawat sayuran yang lain seperti nabur," ujarnya kepada RIAU ONLINE.
Jika cuaca normal kata dia, sayuran bayam, kangkung, dan sawi, di kebunnya hanya butuh penyiraman dua hari sekali. Berbeda saat kemarau, sayurannya harus disiram setiap hari.
"Untuk lahan di sini seperti sekarang sangat kering, padahal baru disiram kemarin dan sekarang udah kering lagi. Mungkin jika daratannya agak rendah masih lembab, karena lahan seperti ini dengan cuaca sekarang harus setiap hari disiram," ungkapnya.
Menurutnya, gagal panen memang sering terjadi saat cuaca tak menentu seperti sekarang.
"Namun mau bagaimana lagi, sebab cuaca seperti Ini sudah alam yang menentukan. Namun untuk penanaman kita masih rutin dan tidak ada pengurangan. Jika kita kurangi penghasilan kita tidak ada nantinya jadi diusahakan setiap hari tetap panen," katanya.
Hal yang sama disampaikan petani sayur, Wasis (33). Ia mengungkapkan kemarau cukup berdampak pada hasil panennya.
"Beda saat musim hujan, kalau musim hujan pun juga ada pengaruhnya. Yang bagus itu saat musim hujan 2 kali dalam 1 minggu baru sayur bisa cantik. Kalau kemarau begini pun jelek tanamannya," terangnya.
Wasis menambahkan, kondisi sayur selada miliknya pun kini menghitam karena kurang air dan pertumbuhan kangkung tidak merata.
"Sehingga panen selada tidak sempurna. Kita hanya pilih yang besar saja, selebihnya itu kita semprot, kita racun, dan kita tanam kembali dengan bibit yang baru. Sementara sayur kangkung banyak yang tidak tumbuh saat kemarau begini, tumbuhnya tidak sempurna. Ada yang tinggi sudah bisa dipanen, yang satunya masih pendek belum bisa dipanen," jelasnya.
Kendati demikian, Wasis mengaku tak kekurangan air untuk melakukan penyiraman di kebunnya. Sebab, dirinya memiliki sumur bor sendiri.
"Alhamdulillah air masih banyak, hanya tinggal tenaga kita aja. Sebab dimusim kemarau harus menyiram 2 kali sehari agar tanah tidak kering. Lantaran tanah terlalu kering jadi lama basahnya, sehingga dimusim kemarau lebih banyak membutuhkan air," pungkasnya.
Artikel ini ditulis Anisa, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE