Anak Muda Suka Nongkrong di Cafe karena Sudah Menjadi Gaya Hidup

Cafe-Candu.jpg
(Riau Online/Abimasarmansyah)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Menghabiskan waktu atau hangout di kafe semakin digemari anak muda di era ini. Kafe menjadi pilihan bagi kaum millenial hingga gen z berkumpul dan membangun pertemanan.

Dulu, warung kopi (warkop) banyak digemari oleh masyarakat, sering berjalannya waktu warkop semakin ditinggalkan dan dikenal sebagai tempat nongkrongnya kaum tua atau bapak-bapak. Warkop dianggap tidak trendi, dan menggambarkan tempat bermalas-malasan.

Kini seiring berkembangnya zaman, warkop kian ditinggalkan dengan hadirnya kafe. Banyaknya kafe menjadi salah satu cerminan perubahan sosial budaya masyarakat.

Kafe menjadi gambaran tempat orang-orang produktif dan berpikiran maju, lebih trendi dan tempat yang lebih bersih enak dipandang. Sehingga tumbuhlah budaya “nongki atau nongkrong” terutama dikalangan anak muda.

Kafe menjadi tempat untuk semua kalangan, sebagai tempat berdiskusi, bersantai, berbisnis, bekerja dan lainnya. Kafe tak hanya menawarkan si hitam manis, namun berbagai jenis kopi dan rasa dengan harga makanan.

Di Kota Pekanbaru saja, kafe bisa ditemukan di hampir setiap sudut hingga pusat kota dengan fasilitas yang nyaman dan bersih.



Erlangga, seorang mahasiswa salah satu universitas di Kota Pekanbaru menilai kafe sebagai perwakilan atau menggambarkan diri seseorang.

“Nongki di kafe itu menggambarkan kita sebagai orang yang maju, produktif, sebab kafe banyak digunakan oleh para pembisnis dan orang-orang terdidik bertemu, berdiskusi. Selain itu fasilitasnya lengkap dan bersih menambah kenyamanan. Berbeda dengan warkop atau lapau tempat orang bermalas-malasan, bapak-bapak main dan minum yang tidak-tidak. Jadi tempat kita duduk itu menggambarkan diri kita seperti apa," katanya.

Sedangkan menurut Ismail, seorang karyawan, tempat nongkrong dipengaruhi oleh kebutuhan, kenyamanan, dan dari mana orang tersebut berasal.

“Kalau saya memilih kafe karena kebutuhan saja, berhubung fasilitas di sini lebih lengkap dan saya tidak perlu pergi ke sana kemari untuk kedua kali, maka saya memilih di sini. Tapi biasanya kalau tempat nongkrong banyak yang mempengaruhinya ya, seperti saya kebutuhan, ada juga yang kenyamanan, ada juga karena tidak terbiasa duduk di lesehan atau tempat-tempat seperti kaki lima dan warkop jadi milih di kafe, biasanya yang kayak gini lahir dari orang kaya, taraf hidup mempengaruhi juga," ujar Ismail.

Artikel ini ditulis A. Bimas Armansyah peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE