Pemkab Inhu Hadirkan Rumah Talang Mamak di Gernas BBI BBWI

Rumah-talang-mamak-di-Gernas.jpg
(SOFIAH/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia (BBI BBWI) sedang berlangsung di Riau. Kegiatan ini digelar di halaman Kantor Gubernur Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru mulai Jumat, 28 Juli 2023 sampai Minggu, 30 Juli 2023.

Beragam kegiatan digelar dalam acara ini, seperti pantun hingga pameran UMKM kerajinan tangan dan olahan makanan. Setiap pelaku UMKM dari berbagai daerah di Riau mengisi booth yang telah didirikan di halaman gubernuran Riau.

Tapi ada yang berbeda dari booth UMKM dari Kabupaten Indragiri Hulu (Hulu). Booth tersebut tampak paling berbeda dari yang lainnya.

Booth tersebut mengusung tema Rumah Talang Mamak yang merupakan rumah adat tradisional masyarakat Inhu.

Kepala Desa Talang Gedabu, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Kadisan, mengatakan pihaknya ingin menampilkan karya Talang Mamak.

"Di situlah kami mengingat rumah nenek moyang Talang Mamak seperti ini. Bahan-bahan alami dari hutan belantara yang bisa dijadikan tempat tinggal dan lainnya," jelasnya.

Bahan baku bangunan rotan, kulit kayu, bambu, rumbia, dan lainnya dibawa dengan truk. Pasca melewati proses pembuatan yang cukup memakan waktu dan keuletan itu, Rumah Talang Mamak pun berdiri kokoh di nomor wahid pada deretan booth UMKM.

Kasidan mengaku kesulitan menemukan bahan material pembuatan booth yang didominasi rotan dan bambu tersebut, sehingga perancangan harus sangat diutamakan. 



"Memang waktunya sama-sama tiga hari pengerjaan. Namun, jika di kampung pembuatan melalui gotong royong sedangkan di sini jika bahan baku habis tidak bisa mencarinya. Jadi, memang harus diperhitungkan," urainya.

Meski pembuatan memakan waktu tiga hari, Kadisan berujar untuk pencarian bahan bakunya secara bertahap bisa mencapai sebulan. Dimulai dari pencarian tiang, kulit, dan lainnya, serta harus mengetahui ukuran lalu dikumpulkan untuk kemudian dikerjakan.

Ia pun berkisah mengenai rumah adat Suku Talang Mamak ini memiliki luas mulai dari 5x5, 10x10, dan 12x12 sesuai dengan kemampuan. 

"Rumah Talang Mamak juga ada yang untuk tempat acara sehingga sengaja dibuat besar. Namun jika untuk berdiam diri atau sebagai tempat tinggal dibuat sederhana saja," ujarnya.

Rumah Talang Mamak yang ditampilkan pada gernas ini juga memiliki tangga yang langsung bersinggungan dengan kamar. Katanya, untuk tempat menyimpan barang usai hajatan.

"Untuk jenis kayu yang biasa digunakan kayu terap, kayu pudu, dan lainnya. Kalau ini pakai kayu terap yang mana kegunaannya bisa juga untuk alat musik cilimpong serta tempat padi dengan cara kulit digulung, dan lantai," angkupnya.

Di waktu yang sama salah satu tokoh masyarakat yang juga seorang guru, M Nur, menambahkan dari sembilan talang atau desa yang melakukan musyawarah yang dipilih yakni Desa Talang Gedabu. 

"Jadi mottonya pun harus sesuai yang diminta oleh mereka yakni Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata di Indonesia. Maka, untuk di Inhu atas informasi dan diskusi serta kekompakan pemerintahan maka yang terbersit dan hasilnya yang diterima adalah dari rumah huni Talang Mamak dari Gedabu, Rakit Kulim," paparnya.

Giat ini juga didukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhu, mulai dari Disperindag, Kehutanan, Diskominfo, dan Pendidikan.

Di Rakit Kulim menurutnya bekerjasama dengan pihak kecamatan. Ini juga perpaduan dengan tarian tradisi katanya ada begawai, bedukun, naik tambak, dan cuci lantai.

"Semua gerak tarian melayur daun yang ditampilkan itu sangat berpotensial untuk kelengkapan memasak dan menghidangkan yang kemudian diperpadukan dengan gerak menumbuk padi serta gerak menepik pulut saat naik tambah. Ini terjadi sebelum adanya jeregen suku Talang Mamak mengambil air dengan labu," paparnya.