RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau menjadi sorotan semua pihak. Publik tidak ingin bencana asap yang disebabkan karhutla kembali melanda sepert 2015 dan 2019 silam. Banyak masyarakat Riau yang terkena ispa akibat paparan asap.
Gubernur Riau, Syamsuar, menegaskan bencana asap akibat karhutla tidak boleh terjadi kembali di Bumi Lancang Kuning. Pemerintah Provinsi Riau berupaya mencegah dan menanggulangi karhutla.
Hal tersebut disampaikan pemimpin Riau kepada Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto, Rabu, 8 Juni 2023. Katanya, sebanyak 17.724 personel penanggulangan kebakaran Provinsi Riau siap ditugaskan sesuai kebutuhan.
Syamsuar menyebut tiga wilayah operasi sasaran karhutla serta kendala yang terjadi saat pemadaman di lapangan. Hal ini dipaparkan Syamsuar kepada Kepala BNPB.
"Berdasar sebaran kejadian karhutla dan keberadaan bandara di Provinsi Riau maka wilayah operasi dibagi atas tiga bagian, yaitu wilayah operasi utara, dengan home base Bandara Pinang Kampai (Kota Dumai). Kemudian, wilayah operasi tengah sebagai main base, di pangkalan udara Roesmin Nurjadin (Kota Pekanbaru) dan wilayah operasi selatan, dengan home base bandara Japura (Kabupaten Indragiri Hulu)," urainya.
Setiap home base, lanjut Syamsuar, dapat ditempatkan dua hingga tiga helikopter water bombing. Hal tersebut tergantung kebutuhan ataupun kejadian kebakaran hutan dan lahan dalam kurun waktu tertentu.
Politisi Golkar itu juga mengatakan mengenai beberapa kendala penanggulangan karhutla di Provinsi Riau. Kendala itu seperti luasnya lahan gambut, kebakaran di wilayah perbukitan, kebakaran di wilayah akses perusahaan, kebakaran di wilayah perbatasan antar provinsi, dan sumber air kering.
“Oleh karena itu tentunya kami siap untuk menerima arahan dari bapak kepala BNPB dalam rangka untuk memantapkan tugas kita dalam upaya melakukan pencegahan kebakaran hutan lahan sekaligus juga penanganan kebakaran hutan lahan di Riau,” ungkapnya.