RIAU ONLINE, PEKANBARU - Keberadaan gembel dan pengemis (gepeng) di Kota Pekanbaru tampaknya masih ramai. Mereka kerap terlihat di ruas jalan yang ramai dilalui pengendara.
Para gepeng ini tak cuma meminta-minta, ada yang menjadi badut, silver man, atau menjajakan tisu. Beberapa waktu lalu bahkan sempat ada aksi kriminalitas oleh badut jalanan.
Badut yang berada di persimpangan jalan tersebut melakukan penyekapan dan pencabulan terhadap anak dibawah umur.
Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru, melalui Dinas Sosial (Dinsos) telah melakukan pendataan terhadap para gepeng. Mereka juga mendata para pekerja badut jalanan.
Pendataan dilakukan guna mengetahui identitas dan asal usul para gepeng dan badut jalanan. Hal ini juga memudahkan pencarian jika sewaktu-waktu memerlukan mereka.
Kepala Dinsos Pekanbaru Idrus mengatakan, pihaknya setiap hari melakukan penjangkauan atau razia terhadap gepeng dan badut jalanan. Mereka diminta untuk tidak lagi beraktivitas di jalanan maupun persimpangan jalan.
"Setiap hari kita lakukan penjangkauan. Bahkan sampai kita turun tiga kali dalam satu hari," kata Idrus, Rabu 18 Mei 2023.
Menurutnya, setelah dijangkau mereka dibawa ke shelter Dinas Sosial untuk kemudian diberi penyuluhan. Setelah itu mereka juga membuat pernyataan untuk tidak kembali ke jalanan.
Pihaknya juga mengantisipasi agar mereka tidak berbuat aksi kriminalitas. Namun seakan tidak jera, para gepeng dan badut kembali ke jalanan.
"Kalau sanksi kita tidak ada. Kita suruh dia cari pekerjaan lebih layak, supaya tidak mengulang lagi. Kalau kasus badut yang melakukan kriminalitas di rumah kontrakan kemarin, itu kan terhadap anak dibawah umur, maka kewenangan Dinas P3APM," pungkasnya.