RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gaya hidup mewah keluarga Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, SF Hariyanto, belakangan menjadi sorotan di media sosial. Hal ini memicu kecurigaan publik terkait harta kekayaan sang pejabat.
Saat dimintai klarifikasi, SF Hariyanto mengaku bahwa barang-barang mewah seperti tas-tas yang dipamerkan sang istri di media sosial tidak berharga mahal. Bahkan, ia menyebut bahwa koleksi tas yang menjadi tentengan sang istri hingga ke luar negeri itu hanyalah barang palsu alias KW.
SF Hariyanto menyebut Hermes milik sang istri yang diperkirakan ratusan juta rupiah hanyalah produk China yang dibeli di Mangga Dua. Begitu pula dengan koleksi tas lain yang dikenakan istrinya.
"Sudah saya kroscek, misalnya tas salah satu brand yang disebutkan seharga ratusan juta, itu sangat tidak benar. Karena itu barang KW dan dibeli dengan harga berkisar antara Rp2-5 juta di Mangga Dua Jakarta. Itu tokonya masih ada, silahkan di-kroscek," sebut Hariyanto kepada wartawan beberapa waktu lalu, seperti dikutip dari jaringan RIAU ONLINE, Suara.com, Minggu, 26 Maret 2023.
Tak hanya istri, anak perempuan SF Hariyanto juga mulai disorot lantaran memiliki tas hingga sepatu mewah hingga sempat menggelar pesta ulang tahun di hotel bintang lima.
Istri SF Hariyanto sempat mengenakan tas-tas yang diakui sang pejabat Riau itu sebagai barang KW itu liburan mewah ke Eropa. Mulai dari Prancis, Swiss, Belanda, Italia, hingga Turki.
Anehnya, tas KW yang dikenakan istri SF Hariyanto lolos masuk eropa, seperti Prancis. Padahal, Prancis memberlakukan undang-undang anti-pemalsuan terberat di dunia.
Menruut Fashion Network, bos Comite Colbert Elisabeth Ponsolle des Portes, mengungkap bahwa mereka yang memiliki barang palsu di Prancis akan dianggap sebagai kejahatan sejak dan telah diterapkan sejak 1994.
"Di Prancis Anda dapat didenda hingga 300.000 euro (Rp4,5 miliar) dan dipenjara selama tiga tahun" jika Anda memiliki barang palsu," kata dia.
Comite Colbert terus melakukan kampanye ini setiap dua tahun, sejak 1995. Tak hanya Prancis, negara Italia, Republik Ceko, Hongaria, Slovakia, Rumania, dan Kroasia juga memberlakukan aturan serupa.
Ponsolle des Portes berharap lebih banyak negara akan bergabung. "Ini penting untuk Eropa, dalam hal pekerjaan," katanya.
Prancis sebagai rumah bagi banyak merek mewah paling terkenal di dunia memang sangat terekspos. Barang-barang palsu merugikan ekonomi 30.000 pekerjaan dan kehilangan pendapatan enam miliar euro setiap tahun, menurut Comite Colbert.
Tas, pakaian, kacamata hitam, parfum, kosmetik, dan barang kulit, setengah dari 8,9 juta barang palsu yang disita di Prancis pada tahun 2011 adalah barang mewah, dengan produk Louis Vuitton yang paling banyak ditiru.
Secara global, ekonomi barang palsu bawah tanah berkembang pesat berkat belanja internet, sebagaimana dibuktikan dengan meningkatnya jumlah barang yang disita di kantor pemilahan pos.
Lalu, bagaiamana tas KW istri Sekdaprov Riau bisa lolos di bawa ke Prancis?