Crash Program Polio Berlanjut, Masyarakat Diimbau Jangan Percaya Hoax

imunisasi-polio-di-pekanbaru2.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemberian imunisasi polio dalam rangkaian Crash Program Polio hingga kini masih berlangsung. Program ini juga sudah digelar serentak di 15 kecamatan Kota Pekanbaru.

Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru mengingatkan para orang tua membawa anak-anak ke posyandu maupun puskesmas untuk mendapat suntikan imunisasi polio. Imunisasi ini untuk mencegah anak terkena lumpuh layu akibat virus polio. 

Kepada Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, dr Zaini Rizaldy mengimbau agar masyarakat jangan panik terhadap isu yang beredar. Seperti kabar beberapa waktu ada bayi diduga meninggal usai suntik polio.

Zaini memaparkan, awalnya Puskesmas Umban Sari menerima laporan seorang nenek yang melaporkan cucunya meninggal dunia pada 7 Maret 2023 tepatnya pukul 08.00. Bayi meninggal satu hari usai mendapat suntikan vaksin polio pada 6 Maret 2023. 

Bayi mendapat suntikan vaksin polio di Pos Imunisasi RW 6 Kelurahan Umban Sari, Kecamatan Rumbai. Tim Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru langsung mengunjungi Puskesmas Umban Sari untuk menggali informasi. 

"Berdasarkan laporan tersebut, saya beserta tim Diskes langsung mengunjungi Puskesmas Umban Sari untuk guna keterangan lebih lengkap. Bayi TZA usia 6 bulan disemayamkan di rumah orangtua di Kampar, kami juga langsung mengunjungi kediaman dan meminta izin kepada orangtua, memeriksa langsung bagian bekas suntik pada bayi," paparnya. 

Zaini menjelaskan, saat dimandikan dan diperiksa, tidak ditemukan kelainan bekas suntik. Usai pemeriksaan, kemudian tim pun membuat laporkan dan menelusuri kausalitas kematian bayi tersebut bersama Dinas Kesehatan Provinsi Riau Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI).


"Dari hasil pembahasan saat itu, diambil kesimpulan, bahwa yang bersangkutan, bayi tersebut meninggalnya bukan karena vaksinasi Polio. Ada faktor penyebab," jelasnya.

Tim Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Pekanbaru, Abdul Mutolib Rambe menjelaskan bahwa Tim Komnas KIPI sudah melakukan asesmen dalam telaah penyebab kematian bayi. Ia menyebut bayi meninggal bukan disebabkan vaksin Polio.

Ada kemungkinan anak mengalami gangguan pernafasan. Tim berkesimpulan sesuai diagnosis pada pasien bahwa bayi meninggal suspect pneumonia aspirasi.

"Kita melihat kronologis, bayi tersedak karena sempat mendapat ASI dari ibunya. Setelah kita lakukan pengkajian kausalitas, tidak ada hubungan kematian bayi dengan vaksin Polio," ujarnya. 

Ia menambahkan, bayi yang meninggal itu sudah lulus screening sebelum menjalani imunisasi. Selain itu, seluruh sasaran vaksin pada 6 Maret di pos tersebut tidak mengalami KIPI serupa pasca imunisasi.

"Sebelum suntik ada alur yang mesti dilewati, skrining dulu, kalau lulus baru boleh vaksin.

Dari hasil wawancara kami dengan pihak orang tua maupun nenek, tidak ada riwayat penyakit si bayi maupun orang tua ataupun alergi. Tidak ada sama sekali, jadi rekomendasi dari Komnas KIPI, crash program Polio tetap berjalan di Pekanbaru," jelasnya.

Zaini berharap masyarakat tetap mengikuti program Imunisasi Polio di posyandu, puskesmas maupun layanan kesehatan lainnya. Ia juga memastikan di lokasi imunisasi tidak ada bayi yang mengalami kejadian serupa. 

"Kita sudah menyimpulkan bahwa kejadian ini bukan disebabkan imunisasi. Maka kita mengajak masyarakat agar tidak khawatir untuk membawa anaknya mendapat vaksinasi Polio," ulasnya.