RIAU ONLINE, SIAK - Badan Amil Zakat (Baznas) Kabupaten Siak bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Siak merealisasikan tiga program unggulan tekan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Siak.
Badan Amil Zakat (Baznas) Siak, mentargetkan hingga tahun 2024 akan berupaya mengentaskan wilayah kemiskinan hingga nol persen.
Ketua Baznas Siak, Samparis, menjelaskan dalam ekspose rencana realisasi zakat yang akan disalurkan kepada 24 kampung se-Kabupaten Siak. Ada tiga program Baznas Siak dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Siak.
Pertama, dengan program Konsumtif Berkelanjutan (Kobe). Kobe ditujukan kepada mustahiq yang tidak memiliki skill kerja baik di bidang pertanian, peternakan dan kecakapan hidup, atau ketidakberdayaan secara fisik atau mental, baik karena cacat, jompo atau uzur, sakit jiwa atau mental.
Sebanyak 40 KK akan menerima program Kobe, dengan skema. Baznas akan membeli hasil pertanian padi dari masyarakat kemudian diserahkan kepada penerima program Kobe, atau bekerjasama dengan mitra warung harian yang berada di kampung tempat mustahiq (penerima zakat) tersebut berada selama 12 bulan.
Kemudian program Rehab Rumah Gotong Royong (Rema Goto), ditujukan kepada mustahiq dengan kondisi rumah yang memprihatinkan.
“Ada 36 Rumah yang akan kita rehab,” kata Samparis, Kamis, 16 Februari 2023.
Program ketiga yakni Bina UMK (Usaha Mikro Menengah), mustahiq yang menerima adalah mereka yang masuk dalam kemiskinan ekstrem, namun memiliki keahlian dalam pertanian, peternakan atau dalam berniaga.
“Maka kita dorong mereka mengembangkan usaha yang sehari-hari mereka lakukan. Ada 23 KK yang nanti nya akan kita bantu yang terdiri dari usaha kerambah ikan, kantin sekolah, Z-Chiken dan lain-lain. Kemudian kami melakukan mitra dengan dinas terkait dalam melakukan pendampingan kegiatan UMK mustahiq tersebut,” jelasnya.
Samparis menyebut total penerima program pengentasan kemiskinan ekstrem sebanyak 99 orang dengan dana yang akan disalurkan sebanyak Rp 1.533 miliar.
"Miskin ekstrem itu kalau di Baznas disebut fakir atau papogeghano,” ucap Samparis.
Menurutnya, seseorang dikategorikan miskin ekstrem jika biaya kebutuhan hidup sehari-harinya berada di bawah garis kemiskinan atau setara dengan USD 1.9. Jika nilai 1 Dolar Rp 15.200, maka lebih kurang pendapatan Rp 300 ribu per bulan.
“Misal, dalam satu keluarga ada empat orang (ayah, ibu dan dua anak). Kemampuan untuk memenuhi pengeluaran di bawah Rp 1.320.000, per bulan, maka dikatakan masuk dalam miskin ekstrem atau Desi 1,” ujarnya.
Lanjut Samparis, untuk mengukur kemiskinan digunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial..
Baznas Siak berkomitmen menurunkan angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Siak sampai nol persen, seperti yang dicita-citakan oleh Bupati Siak, Alfedri.
“Program pengentasan kemiskinan ekstrem ini merupakan kolaborasi antar dinas, dimana pemerintahan kampung menentukan penerima manfaat (mustahiq) dengan terlebih dahulu melakukan musyawarah kampung (Muskam) dalam menentukan masyarakat miskin ekstrem kemudian dari data tersebut masing-masing Dinas terkait mengambil peran,“ jelas Samparis.
Sementara itu, Bupati Siak, Alfedri, menyampaikan agar dirinya menerima data yang valid. Diakuinya, pasca pandemi Covid-19, kondisi ekonomi per kapita memang mengalami kemerosotan ekonomi keluarga.
Bupati Alfedri, meminta anggaran desa ada dialokasikan terkait masalah upaya pengentasan kemiskinan. Misalnya untuk pertanian, karena salah satu contoh di Kecamatan Bungaraya dilihat dari alokasi anggaran hanya terfokus pada infrastruktur, seperti semenisasi, box culvert dan drainase.
“Padahal untuk pengentas kemiskinan bukanlah tak salahnya jika ada program alokasi anggaran ke pertanian, boleh saja pembangunan infrastruktur jika memang akses yang dibangun tersebut menunjang memperlancar ekonomi masyarakat, seperti menuju lahan pertanian ataupun perkebunan,“ Ucap Bupati Alfedri.
“Data yang sampai hari ini katanya ada 6000 KK data kemiskinan yang ekstrim, makanya data tersebut sampaikan ke saya. Karena sesuai target yang disampaikan oleh ketua Baznas tadi yang katanya target 2024 miskin ekstrem di kabupaten Siak ini ditargetkan 0 dengan waktu yang tinggal lebih kurang dua tahun apakah nanti bisa dituntaskan,” tegasnya.
Lanjut Alfedri, dari data nasional Riau, Siak nomor dua mengalami inflasi. Sesuai arahan Gubernur Riau, Syamsuar, kata Alfedri, semua pihak harus bergotong royong menurunkan angka inflasi, termasuk Baznas.