Gajah Liar Rusak Kebun Warga Rumbai, Petani Rugi Jutaan Rupiah

Kebun-warga-yang-dirusak-gajah.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAUONLINE.CO.ID)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) masuk perkebunan warga dan merusak ratusan tanaman di Jalan Tengku Maharani, Kelurahan Maharani, Rumbai Barat, Pekanbaru, Rabu, 25 Januari 2023 dini hari. 

Dari banyaknya jejak kaki gajah yang ditemukan di kebun warga, diperkirakan gajah yang merusak tak hanya satu ekor. Selain itu terdapat pula sisa buah-buahan yang diduga telah dimakan gajah.

Seorang pemilik kebun bernama Nurman Wathon menyebutkan satwa berbelalai tersebut memasuki kebunnya saat ia tengah tidur. Akibatnya, sejumlah tanaman pepaya, pisang, dan kelapa rusak. Padahal tanaman tersebut telah siap untuk dipanen.

"Sebelumnya sudah kedengaran dari sore, tapi bisa kami halau sehingga dia pergi. Beberapa hari ini gajah masuk di saat kami tengah tidur, sekitar jam 2-3 dini hari," terang Nurman, Rabu, 25 Januari 2023.

Nurman menyebut kejadian ini bukan yang pertama kali. Hampir setiap tahun, dirinya dan warga mengalami masalah serupa.

"Kami tak tahu pasti ini gajah liar atau penangkaran, tapi dampaknya merusak kebun masyarakat," terangnya.

Selain itu, ia juga mengkhawatirkan jika sewaktu-waktu gajah-gajah yang merusak tersebut mengancam keselamatan warga.


"Takutnya bisa berakibat ke warga, rumah, bahkan memakan korban jiwa, karena sudah masuk ke lingkungan pemukiman," lanjut Nurman.

Akibat gajah merusak tanaman di kebun, Nurman dan petani lainnya mengalami kerugian. Nurman menyebut gajah telah merusak sekitar 50 tanaman di kebun miliknya sehingga kerugian yang dialaminya mencapai Rp 7,5 juta.

"Sejak 2017 kami sudah lapor ke pihak terkait terutama BBKSDA, namun belum ada respon dari pihak terkait. Kemana kami mau mengadu? Sementara yang dirusak tak sedikit dan juga untuk kebutuhan sehari-hari," tutur Nurman.

Pemilik kebun lainnya, Nababan, juga mengeluhkan hal serupa. Satwa berbadan tambun tersebut telah merusak 130 batang kelapa miliknya.

"Jumlah kelapa yang telah rusak untuk saat ini sekitar 130 batang. Per batangnya itu Rp 250 ribu. Beginilah kehidupan yang kami alami," keluhnya.

Nababan berharap pihak terkait dapat segera menangani permasalahan ini. Ia menginginkan gajah tak lagi masuk ke pemukiman dan merusak kebun warga.

"Kami harap gajah ini betul diamankan dan tak masuk ke pemukiman warga. Apalagi memang kami mayoritas petani, namun tanaman telah dirusak sebelum kami menikmati hasilnya," pungkasnya.