Laporan Indah Lestari
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Saat mendengar kata Neuralink, barangkali kita akan diingatkan pada sebuah film fiksi ilmiah Dune 2021, adaptasi novel best seller karya Frank Herbert 1965.
Neuralink sendiri merupakan perusahaan neuroteknologi Amerika, yang didirikan Elon Musk dengan temannya Max Hodak, pada tahun 2016 lalu. Bertujuan mengembangkan antarmuka otak-komputer terimplantasi, implan otak atau saraf manusia. Fiksi ilmiah menyebutnya sebagai 'cymeks'.
Melansir Whiteboard Journal, dalam sebuah acara, Elon Musk menyatakan bahwa project yang sudah direncanakannya sejak tahun 2020 itu, bakal dieksekusi pada pertengahan tahun 2023 nanti, atau sekitar enam bulan lagi.
Kabarnya, perangkat uji coba Neuralink yang bakal ditanam di kepala seorang manusia ini, berukuran kecil serupa beberapa helai benang. Fleksibel dimasukkan ke dalam otak manusia.
Profesor Psikologi dan Ilmu Saraf Universitas Princeton, United States, Michael S.A. Graziano dalam sebuah Esai Wall Street Journal 2019, mengamini apa yang tengah dikerjakan Elon Musk tersebut.
Ia menuliskan bahwa mengunggah pikiran hanya membutuhkan dua teknologi yaitu, otak buatan dan pemindaian otak. Hal inilah yang dapat mengukur dengan tepat bagaimana neuron terhubung satu sama lainnya. Guna menyalin pola tersebut di otak buatan. Baginya, ini relatif mudah.
Hampir tidak ada yang mustahil di tengah serba-serbi teknologi era ini. Beberapa ahli bahkan percaya bahwa kecanggihan teknologi telah menggugah pikiran manusia. Suatu hal yang bakal mampu mengubah apa yang awalnya hanya sekadar imajinasi, berakhir menjadi kenyataan, suatu hari nanti. Namun kapan waktu pastinya, tiada yang tahu.
Elon Musk telah memikirkan segala resiko dan mengantisipasi kemungkinan itu dengan sebelumnya mengujikan Neuralink terhadap hewan, seperti babi dan monyet.
Selain itu, para peneliti di perusahaan tersebut juga mengatakan bahwa mereka sedang mengembangkan perawatan yang dapat membantu meningkatkan dan memulihkan penglihatan, bahkan memulihkan gerakan orang-orang lumpuh.
Elon Musk bersama dengan karyawannya, dari sisi teknologi, berambisi memastikan Neuralink dapat dijalankan dan ditingkatkan dengan mudah.
Namun meski begitu, ada beberapa kekhawatiran pemerhati teknologi dalam melihat project ini. Seakan-akan bak perlakuan hack pikiran dan tubuh manusia, untuk dikontrol sepenuhnya.
Bahkan statement yang mendukung oposisi tersebut, dari beberapa ahli saraf mengatakan bahwa rencana Musk ini keterlaluan dan konyol. Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa Neuralink memang miliki kemungkinan besar untuk dapat membantu kinerja bidang medis, walau cukup menakutkan memikirkannya ketika berada di tangan yang salah.
Sehingga, perlu adanya regulasi yang kuat dan solid untuk menghindari komersialisasi dan kesalahan fatal, dalam menggunakan produk ini secara publik.