RIAU ONLINE, PEKANBARU - Saat melakukan reses belum lama ini, Sekretaris Komisi II DPRD Riau, Husaimi Hamidi, mengaku dirinya menemukan banyaknya lahan masyarakat yang kurang produktif.
Sebab itu, ia memberikan bibit jeruk kepada masyarakat guna menaikkan ekonomi masyarakat, karena hari ini terpuruk disebabkan harga sawit turun sementara di Riau mayoritas penghasilan dari sawit.
"Saya berada di Kecamatan Kubu Darussalam itu membagikan bibit jeruk sebanyak 1.700 dan Kecamatan Simpang Kanan juga segitu. Ini untuk mengangkat pertumbuhan masyarakat," kata anggota legislatif Dapil Rokan Hilir (Rohil) itu, Jumat, 25 November 2022.
Ia menghimbau, agar masyarakat yang menerima bibit betul-betul menanam bibit dan dirawat karena itu objek penghasilan 2-3 tahun ke depan.
"Saya minta bibit itu jangan pula dijual. Supaya bisa selanjutnya di daerah lain kami akan coba program bibit manggis. Jadi setiap desa tak menumpuk satu buah saja, yang sebabkan harga buah jadi turun," terang Husaimi.
Politikus PPP itu berencana dalam satu kecamatan ada lima jenis tanaman yang menghasilkan dan bisa dijadikan uang. Lanjutnya, dengan begitu ekonomi masyarakat terangkat, tak lagi repot menyekolahkan anak dan keperluan lainnya.
"Mudah-mudahan se-Riau bisa dicoba, ini program yang betul-betul menyentuh masyarakat. Karenanya di APBD perubahan kami coba membantu bibit, kapal, traktor, pompa air, sesuai kebutuhan masyarakat," katanya.
Husaimi menyindir soal penggunaan BLT untuk membantu masyarakat. Baginya, BLT tak tepat bagi masyarakat dan tak menyelesaikan masalah dengan penerimaan dana hanya Rp 250 ribu.
"Ini menyebabkan masyarakat kita bodoh dan mendidik masyarakat kita tangan di bawah. Kita ingin masyarakat tangan di atas dengan cara menghidupkan sektor pertanian," tegas Husaimi.
"Cobalah berhenti mengharapkan BLT, itu ide yang tak produktif," tegasnya.
Ia menyayangkan jika Rp 250 ribu digunakan untuk banyak Kartu Keluarga, lebih baik anggaran itu digunakan untuk bangun jalan, bangun sekolah, dan hal lain.
"Sementara di sektor lain bantu dengan bertani. Hari ini kita bicara ketahanan pangan tapi cuma gagasan, tak ada aplikasinya. Makanya kita coba ini," tutup Husaimi.