BPBD Kota Pekanbaru Siagakan Posko Darurat Banjir

Posko-Siaga-Darurat-Banjir.jpg
(LARAS OLIVIA/RIAUONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru menyiagakan sejumlah personel dan peralatan di depan Kantor BPBD Kota Pekanbaru, Jalan Mustafa. Peralatan itu di antaranya mesin pompa, selang, sepatu boots. Ada juga sepeda motor treker, dan perahu fiber.

Tenda berwarna oranye tersebut merupakan Posko Siaga Darurat Banjir. Posko ini disiagakan sejak 10 November 2022 lalu pasca penetapan Siaga Darurat Banjir di Kota Pekanbaru.

Rencananya Posko Darurat Banjir bakal beroperasi hingga 31 Januari 2023 mendatang karena musim hujan diprediksi masih berlangsung. Kepala Pelaksana BPBD Kota Pekanbaru, Zarman Candra, menyebut bahwa posko ini didirikan setelah adanya rapat lintas sektoral.

"Jadi, bagaimana kesiapsiagaan dari kawan-kawan di instansi terkait nantinya, khususnya personel," ulasnya, Kamis, 17 November 2022.

 

Zarman menyebut, BPBD Kota Pekanbaru menyiagakan 30 personel dari tim reaksi cepat. Selain itu, personel gabungan TNI, Polri, Basarnas, dan BMKG juga akan bersiaga. 


"Mereka bisa siagakan tim reaksi cepatnya, agar sewaktu terjadi bencana, kita telah melakukan kesiapsiagaan," ujarnya.

Pihak BPBD sebagai garda terdepan kesiapsiagaan bencana di Kota Pekanbaru sudah menyiapkan sarana dan prasarana. Ia menyebut tim sudah siaga sehingga saat bencana terjadi dapat segera ditanggulangi.

Petugas di lapangan dapat langsung melakukan penanggulangan ketika menerima laporan dari masyarakat di wilayah terdampak bencana. Upaya ini juga didukung tim yang siaga di sejumlah  Organisasi Perangkat Daerah (OPD), yakni Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru, Dinas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Pekanbaru, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pekanbaru, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), dan OPD terkait lainnya.

Lanjut Zarman, Posko Siaga Darurat Banjir juga menyediakan pos administrasi dan operasional. Setiap harinya tim bakal mengantisipasi kawasan rawan banjir, di antaranya sekitar aliran Sungai Sail. Sehingga, ketinggian air dan debit air di sungai tersebut dapat dipantau secara rutin.